NGANJUK - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur terus berkomitmen memperbaiki jalan rusak. Salah satunya ruas Jalan Nganjuk–Kediri.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak meninjau langsung progres pelebaran dan pengaspalan jalan provinsi sepanjang 4 kilometer di tepatnya di Desa Kepatihan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, Senin (9/6/2025) sore.
Dalam kesempatan tersebut, Emil menekankan pentingnya integrasi antara peningkatan kualitas jalan dengan penataan saluran air atau drainase.
"Ini agar infrastruktur dapat dirasakan secara optimal oleh masyarakat," ujarnya.
Baca Juga : Rapat Pembentukan Koperasi Merah Putih, Sekdaprov Adhy: 3.904 Telah Resmi Peroleh SK Pengesahan
Emil menambahkan bahwa selain pelebaran, juga dilakukan pengaspalan ulang pada badan jalan yang rusak dengan ketebalan mencapai 30 cm.
“Pekerjaan pelebaran jalan ini mencakup masing-masing 1,2 meter di sisi kiri dan kanan jalan. Ini merupakan bagian dari upaya peningkatan jalan provinsi yang dilakukan secara bertahap oleh Pemprov Jatim,” ujar Emil.
Oleh karena itu, lanjut Emil, fungsi drainase di sisi kanan dan kiri jalan menjadi sangat krusial untuk menunjang keberhasilan pekerjaan tersebut.
Baca Juga : Baru 1.100 Koperasi Desa Merah Putih di Jatim yang Mendaftar ke Kemenkumham
“Drainase harus benar-benar diperhatikan. Kalau saluran air tidak berfungsi dengan baik, maka perbaikan jalan tidak akan bertahan lama dan manfaatnya tidak akan maksimal,” imbuhnya.
Emil menemukan sejumlah kendala di lapangan. Beberapa saluran air tampak tertutup lumpur, bahkan ada yang mengalami sumbatan total. Kondisi ini tentu menghambat fungsi drainase dan berpotensi menyebabkan genangan, terutama saat musim hujan.
“Kami minta agar saluran segera dibersihkan. Jangan tunggu sampai hujan datang. Aliran air harus lancar, saluran harus tetap fungsional,” tegasnya.
Baca Juga : Gubernur Khofifah Canangkan Pembangunan Jalan Rambipuji–Puger Sepanjang 7,5 KM Senilai Rp24 Miliar
Lebih lanjut, Emil juga menyoroti adanya bangunan permanen milik warga yang menutup akses ke saluran air, sehingga menyulitkan proses pemeliharaan.
“Kalau saluran dipermanenkan dan tidak bisa dibuka, kami tidak bisa melakukan maintenance. Ini harus segera didata dan ditertibkan. Saluran air perlu tutup yang bisa dibuka-tutup, agar tetap terjaga fungsinya,” jelas Emil.
Baca Juga : Gubernur Khofifah Minta Perangkat Daerah Percepat Program Sekolah Rakyat, Kopdes dan MBG
Ia menegaskan bahwa keberhasilan proyek infrastruktur tidak hanya dinilai dari tampilan jalan yang mulus, tetapi juga dari sistem pendukungnya, termasuk drainase, yang menentukan ketahanan jangka panjang.
“Kita ingin jalan yang nyaman dan tahan lama. Maka dari itu, infrastruktur pendukungnya juga harus lengkap dan berfungsi baik. Tidak bisa dikerjakan setengah-setengah,” pungkasnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur berkomitmen untuk terus melakukan pengawasan ketat terhadap proyek-proyek infrastruktur, termasuk pelebaran jalan dan penataan drainase, guna memastikan kualitas dan kebermanfaatan infrastruktur bagi masyarakat luas. (*)
Editor : M Fakhrurrozi