SURABAYA - Sering kali kita ketahui bahwa seni menjadi sisi ekspresi jiwa manusia untuk menyampaikan pesan, perasaan, dan tanpa batasan.
Melalui beragam bentuknya, seni juga menghadirkan keindahan, pemaknaan, cerminan budaya, hingga terbentuknya pandangan hidup bagi manusia.
Lebih dari itu, seni juga menjadi alternatif yang mampu untuk menginspirasi, membangkitkan kesadaran masyarakat, serta mengandung harapan yang ingin dituju di masa depan.
Terkait hal tersebut, seni lukisan mural menjadi salah satu penggambaran untuk menyampaikan perasaan, pengharapan, serta pemaknaan yang dibentuk oleh Kelompok KKN 119 UPN Veteran Jawa Timur yang bertempat di Dukuh Menanggal, Gayungan, Surabaya.
Lukisan mural telah menjelma menjadi penggambaran ekspresi harapan di dinding, tidak hanya goresan warna di permukaan datar saja, mural merupakan seni yang mampu mendukung untuk menghadirkan identitas Kampung Olahan Singkong di Kelurahan Dukuh Menanggal.
Lukisan mural tersebut berawal dari ide oleh Kelompok KKN 119 UPN Veteran Jawa Timur dan dikembangkan menjadi salah satu program kerja KKN SGS’s Bela Negara di Kampung Olahan Singkong Dukuh Menanggal.
Setiap goresan gambar yang terlukis di dinding memiliki elemen-elemen dengan penuh makna. Elemen-elemen yang terkandung di dalamnya ini menjadi simbol dan identitas khas.
Beberapa di antaranya seperti ikon singkong yang merepresentasikan identitas utama kampung ini sebagai sentra olahan singkong, batik kawung sebagai simbol kesempurnaan dan kemurnian, sekaligus kekayaan warisan budaya Indonesia yang melekat erat pada produk lokal.
Dominan warna kuning kunyit yang menghiasi dinding tidak hanya sekedar estetika saja, melainkan juga dapat melambangkan sifat optimisme, keceriaan, dan kemakmuran.
Hal tersebut selaras dengan semangat di lingkungan masyarakat Dukuh Menanggal di Kota Surabaya untuk terus berinovasi dan mengembangkan potensi singkong hingga dikenal secara meluas oleh masyarakat.
Dengan program kerja melalui lukisan mural yang merepresentasikan singkong, kelompok KKN 119 UPN Veteran Jawa Timur, mampu menjadikan seni sebagai jembatan untuk memperkuat identitas kampung dan meningkatkan potensi ekonomi berbasis olahan singkong. (Vina Ayu Miranda/Miftakhul Jannah)
Editor : Khasan Rochmad