BLITAR - Larangan penyelenggaraan sound horeg dan karnaval di Kota Blitar memberikan dampak signifikan terhadap bisnis persewaan kostum. Sejumlah pengusaha, termasuk Agus Anggoro Triono atau yang akrab disapa Salim, mengaku mengalami penurunan pesanan bahkan harus membatalkan sewa akibat pembatasan tersebut.
Salim, pemilik jasa persewaan baju adat dan kostum karnaval di Jalan Jati, Kelurahan Sukorejo, menyebutkan bahwa biasanya pada Agustus hingga September, permintaan kostum untuk mengiringi sound horeg sangat tinggi. Namun, tahun ini, banyak pesanan yang dibatalkan setelah masyarakat gagal menggelar acara di wilayahnya.
"Biasanya pesanan ramai, tapi sekarang turun drastis. Beberapa pelanggan terpaksa membatalkan karena tidak ada acara," ujar Salim.
Meski demikian, bisnisnya yang telah berdiri sejak 2012 masih bertahan berkat reputasi yang sudah dikenal hingga luar daerah. Saat ini, pesanan justru datang dari berbagai wilayah di luar Provinsi Jawa Timur, seperti Blora dan Yogyakarta.
Baca Juga : Polda Jatim Akan Tindak Tegas Pelanggar Aturan Sound Horeg
Hingga kini, jumlah pesanan kostum karnaval yang diterima Salim mencapai 1.000 setel. Sekitar 70 persen di antaranya merupakan hasil produksinya sendiri bersama tim.
Melalui usaha persewaan kostum ini, Salim mengaku mampu meraup omzet hingga ratusan juta rupiah. Bahkan, pada tanggal-tanggal tertentu seperti hari libur, ia kerap menolak pelanggan karena stok kostum habis dipesan.
"Kalau pas hari besar, kostum bisa ludes dalam hitungan hari. Tapi sekarang agak sepi karena dampak larangan sound horeg," ungkapnya.
Baca Juga : Viral Warga Diimbau Mengungsi Saat Karnaval Sound Horeg
Dengan kondisi ini, Salim berharap ada solusi dari pemerintah agar kegiatan seni dan budaya tetap bisa digelar tanpa mengganggu ketertiban, sehingga bisnisnya dan pelaku usaha serupa bisa kembali bergeliat. (Qithfirul Aziz)
Editor : JTV Kediri