JEMBER - Banjir yang melanda Kabupaten Jember, Jawa Timur, akibat hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada Senin (15/12/2025) malam, berangsur surut. Berdasarkan update BPBD Jember per Selasa (16/12/2025) pukul 12.15 WIB, tercatat 1.271 kepala keluarga (KK) terdampak banjir luapan sungai, terutama Sungai Bedadung.
BPBD mencatat, banjir terjadi di 6 kecamatan dan 16 desa/kelurahan, dengan sebaran terdampak meliputi Kecamatan Patrang, Kaliwates, Sumbersari, Pakusari, Rambipuji, dan Kalisat. Ketinggian air bervariasi, mulai 30 sentimeter hingga 2 meter, dan sebagian besar lokasi telah dinyatakan surut sejak Senin malam hingga Selasa dini hari.
Banjir dipicu oleh curah hujan tinggi disertai angin kencang sejak Senin siang yang menyebabkan luapan sejumlah sungai, di antaranya Sungai Bedadung, Kalijompo, Mayang, Dinoyo, Rembangan, dan Gila. Luapan sungai tersebut merendam permukiman warga, fasilitas umum, serta memutus akses di beberapa titik.
Selain permukiman, banjir juga berdampak pada infrastruktur, dengan laporan tiga jembatan rusak, terdiri dari dua rusak berat dan satu rusak ringan. Salah satunya adalah jembatan di Desa Patemon, Kecamatan Pakusari, yang tergerus arus banjir dan tidak dapat dilalui kendaraan. BPBD juga mencatat satu rumah rusak berat, satu rusak sedang, dan empat rusak ringan, serta dua fasilitas umum terdampak.
Baca Juga : Banjir Jember Berangsur Surut, Warga Diminta Tetap Waspada
Selama penanganan, BPBD Jember bersama TNI, Polri, dan relawan telah melakukan evakuasi warga, pendirian tenda pengungsian sementara, serta distribusi bantuan logistik berupa paket pangan, peralatan dapur, selimut, perlengkapan kebersihan, hingga pompa air. Hingga Selasa siang, sebagian besar pengungsi telah kembali ke rumah masing-masing untuk melakukan pembersihan.
BPBD Jember mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, mengingat peringatan dini hujan sedang hingga lebat di wilayah Jember masih berlaku. Masyarakat juga diminta menghindari aktivitas di bantaran sungai dan segera melapor jika terjadi kenaikan debit air. (*)
Editor : A. Ramadhan




















