BLITAR - Seorang ibu muda asal Kabupaten Blitar, Jawa Timur, sukses menggeluti bisnis busana kebaya. Usaha yang baru dijalankannya selama enam tahun ini berkembang pesat, bahkan hasil karyanya berhasil menembus pasar mancanegara.
Triani Aprinawati, warga Desa Gandekan, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, membuktikan bahwa bisnis kebaya bisa mendatangkan keuntungan besar. Usaha Kecil Menengah (UKM) yang dirintisnya kini mampu meraup omzet hingga ratusan juta rupiah per bulan.
Berbagai jenis kebaya diproduksi oleh Triani, mulai dari kebaya adat, kebaya modern, kebaya pengantin, kebaya wisuda, hingga kebaya pesanan dengan model khusus. Harganya pun bervariasi, mulai dari Rp800 ribu hingga belasan juta rupiah per buah, tergantung bahan dan kerumitan desain.
Dalam sebulan, Triani mampu melayani penjualan 200 hingga 500 kebaya. Pelanggannya tidak hanya berasal dari berbagai daerah di Indonesia, tetapi juga mancanegara seperti Taiwan, Hong Kong, Jepang, Singapura, dan Kanada. Kebaya buatannya banyak digunakan oleh perias untuk keperluan fashion show di luar negeri.
Baca Juga : Pemuda Blitar Sukses Kembangkan Bisnis Kompor Batik Elektrik, Omzet Capai Rp10 Juta per Bulan
Awalnya, Triani menjalani bisnis ini sekadar untuk menyalurkan kecintaannya pada kebaya, yang semakin jarang dipakai masyarakat. Namun, berkat ketekunan dan kerja keras bersama suaminya, usaha ini berkembang pesat dan memberikan dampak positif bagi warga sekitar.
Untuk memenuhi permintaan pasar, Triani melibatkan puluhan pekerja, sebagian besar ibu rumah tangga dan remaja putus sekolah. Ia berharap usahanya terus berkembang agar semakin banyak masyarakat sekitar yang terbantu.
"Saya ingin bisnis ini tidak hanya memberi keuntungan, tetapi juga memberdayakan perempuan dan remaja di sini," ujar Triani.
Baca Juga : Kemenko PM Dorong Kemudahan Akses Permodalan
Dengan semangat dan kreativitas, Triani membuktikan bahwa kebaya Nusantara tetap diminati bahkan di kancah internasional. Kisah suksesnya menjadi inspirasi bagi pelaku UMKM lainnya untuk terus berkarya dan mengembangkan potensi lokal. (Moch. Asrofi)
Editor : JTV Kediri