PROBOLINGGO - Gempa susulan masih mengguncang wilayah perbatasan Kabupaten Probolinggo dan Lumajang hingga Sabtu (19/7). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo mencatat total 64 kali gempa telah terjadi sejak Kamis (17/7), dengan magnitudo berkisar antara 1,9 hingga 3,3 dan kedalaman sekitar 17 kilometer.
Gempa-gempa tersebut dirasakan warga di sejumlah desa di Kecamatan Tiris, seperti Desa Tiris, Ranugedang, Segaran, dan Ranuagung, yang terletak di wilayah perbukitan. Meski tergolong gempa dangkal dengan intensitas rendah, getarannya menimbulkan kepanikan dan menyebabkan kerusakan ringan hingga sedang pada rumah warga.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo, R. Oemar Sjarief, menegaskan bahwa pihaknya bergerak cepat merespons kejadian tersebut. Ia menyatakan bahwa fokus utama saat ini adalah melakukan pendataan terhadap rumah yang rusak serta mengamankan lokasi-lokasi yang berpotensi membahayakan keselamatan warga.
Baca Juga : Gempa Guncang Perbatasan Probolinggo-Lumajang, 13 Rumah Rusak Akibat Getaran
Tim Reaksi Cepat (TRC) dan tim Pusat Pengendalian dan Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) langsung diterjunkan untuk melakukan pemetaan dan assessment terhadap rumah warga terdampak. Koordinasi dilakukan secara langsung dengan kepala desa, relawan lokal, dan warga setempat untuk memastikan proses penanganan berlangsung cepat dan akurat.
Berdasarkan data BPBD, hingga saat ini setidaknya 21 rumah mengalami kerusakan. Sebagian besar rumah terdampak berada di Dusun Taman dan Dusun Gudang di Desa Tiris serta Desa Segaran. Beberapa rumah mengalami keretakan pada dinding dan struktur penyangga, sehingga rawan roboh.
Dalam proses pemetaan, tim juga menemukan sejumlah retakan tanah di sekitar wilayah terdampak yang diduga kuat akibat aktivitas gempa. Untuk membantu warga, BPBD telah mendistribusikan bantuan berupa makanan siap saji, terpal, peralatan kebersihan, biskuit tambahan gizi, serta paket sandang dan hygiene kit untuk anak-anak.
Baca Juga : Jembatan Putus Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Bertaruh nyawa Sebrangi Sungai Pekalen Probolinggo
“Kami bekerja sama dengan relawan dan perangkat desa untuk memastikan distribusi bantuan dan informasi berjalan efektif,” kata Oemar.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, tidak terpengaruh informasi yang belum jelas kebenarannya, serta waspada terhadap potensi gempa susulan. Warga diminta memeriksa kondisi bangunan sebelum kembali menempatinya, dan segera mengungsi ke tempat aman jika ditemukan kerusakan parah. (*)
Baca Juga : Banjir terjang 5 Desa di Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo