BALIKPAPAN - Misi Dagang yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Kalimantan Timur mencatatkan hasil transaksi fantastis. Hingga pukul 17.00 WITA, Kamis (8/5), total nilai transaksi final mencapai Rp 1.053.146.943.500** atau lebih dari Rp 1 triliun.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang memimpin langsung kegiatan ini menyambut optimis capaian tersebut. Ia menilai bahwa hasil ini menunjukkan kekuatan sinergi antar daerah dan komitmen Jawa Timur dalam memperkuat pasar dalam negeri di tengah tantangan global.
“Ini merupakan hasil sinergi dan kepercayaan antar daerah dalam mendukung produk dalam negeri. Sekaligus menjadi bukti nyata bahwa Jawa Timur terus berkomitmen mendorong penguatan ekonomi nasional dan siap mewujudkan kekuatan pasar dalam negeri,” kata Khofifah.
Total transaksi Rp 1,053 triliun tersebut terdiri dari transaksi Jatim jual sebesar Rp 598,953 miliar, Jatim beli Rp 230,099 miliar, dan Jatim Investasi Rp 224,094 miliar
Baca Juga : Pemprov Kaltim Apresiasi Misi Dagang Jatim: Sinergi Perdagangan Dongkrak Ekonomi Daerah
Adapun komoditas yang diperdagangkan antara lain batu bara, pakan ikan, produk makanan dan minuman, produk fashion, telur ayam konsumsi, hewan ternak, karkas ayam, produk olahan perikanan, hingga rokok, bahan baku restoran, mesin las dan suku cadang. Investasi terbesar tercatat pada komoditas *crude palm oil* (CPO) dan wood pallet.
Selain komoditas utama, produk olahan seperti konveksi dan pakaian dalam, aneka olahan ikan, rempah-rempah, olahan kepiting, abon tuna, serta daging dan olahannya turut dipamerkan dan diminati dalam transaksi.
Baca Juga : Ekonomi Jatim Tumbuh 5 Persen Ungguli Nasional, TPT Turun Jadi 3,61 Persen
Khofifah menegaskan pentingnya hubungan dagang antara Jatim dan Kaltim yang terbukti strategis. Pada 2023, neraca perdagangan kedua provinsi mencapai Rp 23,25 triliun, terdiri dari pembelian dari Kaltim sebesar Rp 18,89 triliun dan penjualan ke Kaltim sebesar Rp 4,36 triliun.
"Hubungan kerjasama Jatim dan Kaltim ini sangat strategis. Visi besar Jatim adalah Gerbang Baru Nusantara. Jadi kalau Kaltim ibu kota nusantara maka Jatim siap jadi gerbangnya," tegas Khofifah.
Tahun ini menjadi kali ketiga Jatim menggelar Misi Dagang di Kaltim. Sebelumnya dilakukan pada 2019 di Balikpapan dengan nilai transaksi Rp 605,3 miliar dan pada 2022 di Samarinda sebesar Rp 107,1 miliar. Tahun 2025, Kaltim menjadi provinsi ketiga yang disasar setelah Maluku Utara dan Maluku bulan maret lalu.
Baca Juga : Kepala DKP Provinsi Jawa Timur Terima Penghargaan sebagai Tokoh Transformasi Kelautan dan Perikanan
Khofifah mengungkapkan, Misi Dagang di Maluku Utara membukukan transaksi Rp568 miliar dalam satu hari. Sedangkan di Maluku mencapai Rp460,7 miliar dalam sehari.
"Dan saat ini Alhamdulillah, transaksi final kita sudah mencapai Rp 1,053 triliun. Mudah-mudahan semuanya lancar sukses barokah," tambahnya.
Baca Juga : Gubernur Khofifah Luncurkan KUR Khusus Petani Tebu Jatim
Menurut Khofifah, Misi Dagang bukan hanya tentang perdagangan dan investasi, tetapi juga menjadi wadah pertukaran budaya antardaerah. Pemprov Jatim memfasilitasi pertemuan pelaku usaha dari kedua provinsi untuk memaksimalkan potensi industri, agribisnis, dan peluang investasi.
Selain di dalam negeri, Misi Dagang Jatim juga aktif menjangkau pasar internasional. Sejak 2022, Jatim telah melakukan lima misi dagang luar negeri ke Arab Saudi, Malaysia, Timor Leste, Hong Kong, dan Jepang dengan potensi transaksi mencapai Rp 1,6 triliun.
Secara total, sejak 2019 hingga 2025, Pemprov Jatim telah menggelar 39 misi dagang domestik dengan komitmen transaksi Rp 13,12 triliun, melibatkan 2.142 pelaku usaha.
Baca Juga : Gubernur Khofifah Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Prof. Madyan sebagai Rektor UNAIR 2025–2030
"Ini menjadi bukti bahwa produk-produk Jawa Timur sangat kompetitif di pasar dalam negeri. Dan ini menjadi peluang yang harus kita manfaatkan,” pungkasnya Gubernur Khofifah.(*)
Editor : A. Ramadhan