LUMAJANG - Kerusakan tanggul Sungai Regoyo di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, semakin parah pasca banjir lahar Gunung Semeru. Amblas sepanjang 300 meter, tanggul kini hanya menyisakan lebar satu meter. Potensi banjir susulan masih tinggi seiring tingginya curah hujan.
Untuk mencegah banjir meluas, sembilan alat berat milik penambang dikerahkan sejak Rabu (14/5/2025) pagi untuk melakukan normalisasi aliran sungai. Langkah ini bertujuan mengarahkan arus air menjauhi tanggul yang rusak.
“Ini untuk menyelamatkan masyarakat, sifatnya sementara, karena saya kerja di sini, saya meng-zakatkan sebagian harta saya dengan alat berat disini,” ujar Satuhan, salah satu pemilik tambang yang menurunkan alat beratnya ke lokasi.
Situasi di lapangan menunjukkan kerusakan semakin kritis. Tiang listrik yang berdiri di atas tanggul nyaris roboh, dan tanggul yang tersisa hanya selebar satu meter.
Baca Juga : Pemkab Ngawi Berlakukan Status Tanggap Darurat Karhutla di Gunung Lawu Selama 14 Hari
“Tanggul di sungai Regoyo ini ambruk diterjang banjir dan saat ini sudah dinormalisasi. Saat ini arus sudah bisa dialihkan dan mudah-mudahan peralihan arus sesuai rencana yang ditentukan,” kata AKP Lugito, Kapolsek Candipuro.
Ia menambahkan bahwa koordinasi dengan BPBD dan TNI sudah dilakukan untuk antisipasi evakuasi warga jika diperlukan.
Ancaman banjir tak hanya mengintai satu dusun, tapi juga puluhan hektare lahan pertanian warga. Karena kondisi ini, Bupati Lumajang menetapkan status tanggap darurat selama 90 hari, terhitung hingga 8 Agustus 2025.
Pemerintah Kabupaten Lumajang kini mempercepat koordinasi dengan Pemprov Jawa Timur. Penanganan darurat jangka pendek direncanakan dengan pembangunan bronjong untuk menahan laju air dan memperkuat tanggul yang tersisa. (Sintia Nur Affianti)
Editor : M Fakhrurrozi