Saya sudah menikah hampir enam tahun, dan dari dulu suami saya memang tipe yang pendiam. Tapi belakangan ini sikap diamnya semakin sering muncul terutama ketika kami membahas masalah rumah tangga. Jika saya mencoba memulai percakapan serius, ia biasanya hanya menjawab singkat atau memilih menghindar. Akibatnya saya sering memendam perasaan sendiri, dan itu membuat saya merasa kesepian meski ada pasangan di rumah.
Saya tidak ingin memaksanya sampai terjadi pertengkaran, tapi saya juga tidak bisa terus memendam semuanya sendiri. Saya sudah mencoba mencari waktu yang tepat untuk bicara, namun tetap saja tidak ada perubahan. Bagaimana cara membangun komunikasi yang sehat dengan pasangan yang sangat tertutup tanpa membuat situasinya semakin tegang?
Siti, Bojonegoro
Jawaban:
Sangat baik sekali Anda mengenali bahwa setiap individu memiliki gaya komunikasi dan cara pendekatan yang berbeda. Anda butuh berbicara sebagai bentuk koneksi, sementara pasangan Anda cenderung menarik diri saat ada tekanan.
1. Pahami konsekuensi dari rasa kesepian Anda
Rasa “kesepian dalam pernikahan” itu nyata. Ketika Anda menanggung beban emosional sendirian, tubuh dan pikiran otomatis lebih sensitif, lebih mudah tersinggung, dan merasa tidak dihargai. Namun di sisi lain, hal ini dapat dibaca oleh pasangan Anda sebagai kondisi ketidaksiapan untuk bicara.
2. Pahami pola diam suami tanpa membenarkannya
Banyak pasangan yang pendiam sebenarnya tidak sedang menjauh, tetapi takut salah bicara dan menyebabkan konflik, cepat merasa kewalahan kalau harus memproses emosi, butuh waktu lebih panjang untuk memikirkan respon yang tepat, atau terbiasa sejak kecil menghindar saat ada ketegangan. Diam jadi “cara aman”, bukan niat menyakiti. Tapi pola ini tetap perlu diubah karena merugikan hubungan.
3. Bangun cara komunikasi yang tidak membuat dia merasa terpojok
Targetnya bukan membuat pasangan bicara banyak, tetapi menciptakan suasana yang aman bagi dua tipe kepribadian yang berbeda.
a. Ganti momen tegang dengan momen yang netral
Pendiam biasanya lebih terbuka saat konteksnya santai: jalan sore, duduk sambil minum, atau sebelum tidur tanpa topik berat dulu. Bukan ketika suasana sudah intens atau ada tuntutan untuk langsung menyelesaikan masalah.
b. Gunakan kalimat yang fokus pada perasaanmu, bukan penilaian
Bukan: “Kamu selalu diam, aku jadi sendirian terus.”
Tapi: “Aku lagi merasa sendirian akhir-akhir ini. Aku butuh kamu hadir sebentar untuk dengar aku.” Orang yang pendiam cenderung lebih mau mendengar kalau tidak ada kesan “disalahkan”.
c. Beri batas waktu yang jelas dan ringan
Misalnya: “Aku butuh ngobrol hal penting. Cuma 10 menit saja. Kamu siap kapan—malam ini atau besok pagi?”
Ini membuatnya merasa punya ruang memilih, bukan disudutkan.
d. Ajak membuat aturan komunikasi kecil
Contoh: kalau sedang tidak siap bicara, dia cukup bilang, “Aku butuh waktu, nanti kita bahas.” kalau pasangan sedang berat, dia boleh memberi sinyal sederhana seperti, “Aku butuh ditemani sebentar.”
e. Hargai perubahan kecil
Pendiam tidak langsung berubah jadi ekspresif. Tapi jika dia mulai memberikan satu-dua kalimat lebih panjang, atau mau duduk mendengarkan, itu sudah langkah maju. Menghargai hal kecil membuatnya lebih berani membuka diri.
4. Temukan cara kelola emosional untuk diri Anda sendiri
Kalau Anda menanggung semuanya tanpa wadah, Anda akan makin lelah. Anda dapat curhat ke teman yang aman, mengekspresikan perasaan lewat tulisan, atau mengambil waktu yang membuat emosimu kembali stabil lewat berdoa.
5. Jika pola diamnya mengganggu keseharian keluarga
Ajak pelan-pelan mempertimbangkan bantuan profesional. Banyak pasangan pendiam merasa lebih nyaman bicara ketika ada fasilitator yang membuat percakapan tetap aman. (*)
Livia Yuliawati, S.Psi., M.A, Ph.D., CLC
Research psychologist in purpose, character, career development
School of Psychology, Universitas Ciputra Surabaya
https://www.ciputra.ac.id/psy/
Jika Anda warga Jawa Timur yang memiliki pertanyaan atau ingin berkonsultasi melalui rubrik Curhat Warga di Portal JTV, kami akan mencarikan pakar untuk menjawab permasalahan Anda. Silakan kirimkan curhatan Anda via DM Instagram @portaljtvcom atau klik link ini: bit.ly/CurhatWargaJTV.
Kami akan menampilkan solusi dari pakar yang sesuai dengan masalah yang Anda hadapi. Tetap semangat, dan jangan ragu untuk berbagi cerita!
Editor : Iwan Iwe




















