SURABAYA - Pemerintah mengimbau seluruh jemaah haji Indonesia yang masih berada di Tanah Suci untuk menjaga kesehatan menyusul tingginya suhu udara yang mencapai 47 derajat Celcius di Makkah dan Madinah. Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi, dr. M. Imran, menyampaikan imbauan ini dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Kementerian Agama RI, Minggu (15/6/2025). Ia mengingatkan bahwa Arab Saudi saat ini memasuki puncak musim panas yang berpotensi memicu gangguan kesehatan.
"Kami mengingatkan bahwa saat ini Arab Saudi tengah memasuki puncak musim panas, yaitu di bulan Juni dan bulan Juli. Hari ini saja suhu udara di Mekah mencapai 45 derajat celcius, bahkan bisa mencapai 47 derajat celcius. Suhu ini terasa akan lebih panas seiring dengan keringnya udara, baik di Mekkah maupun Madinah," terang dr. Imran.
Dengan kondisi tersebut dr. Imran menghimbau jemaah untuk tidak memaksakan diri melakukan aktivitas fisik berlebihan seperti umrah sunnah berulang kali atau mengejar arbain di Madinah di tengah suhu panas ekstrem.
Selain itu, jemaah disarankan untuk menghindari kegiatan di luar hotel pada pukul 10.00 hingga 16.00, saat suhu udara mencapai titik tertinggi. Jika terpaksa harus keluar, jemaah diimbau menggunakan payung, semprotan wajah, dan membawa air minum. Mereka juga dianjurkan untuk rutin minum air putih atau zamzam tanpa menunggu haus.
Baca Juga : Menag Bantah Isu Pengurangan Kuota Haji 50 Persen
Untuk mencegah penularan penyakit, penggunaan masker saat beraktivitas di luar atau ketika mengalami batuk dan pilek juga sangat dianjurkan. Khusus bagi jemaah lansia dan yang memiliki penyakit penyerta, pemerintah menyarankan agar mereka lebih banyak melakukan ibadah ringan seperti zikir, membaca Al-Qur’an, dan bersedekah. Jemaah juga diingatkan agar selalu didampingi saat keluar hotel. Mereka juga diimbau untuk rutin berkonsultasi dengan dokter kloter minimal satu kali dalam seminggu guna memantau kondisi kesehatannya.
Pemerintah mencatat hingga hari ke-44 pelaksanaan ibadah haji, sebanyak 72.100 jemaah telah mendapatkan pelayanan kesehatan di tingkat kloter. Kasus terbanyak adalah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), hipertensi, dan diabetes dengan komplikasi. Sementara itu, sebanyak 238 jemaah masih menjalani rawat inap di rumah sakit Arab Saudi dengan kasus utama pneumonia, diabetes berat, dan penyakit jantung.
Jumlah jemaah yang wafat tercatat 275 orang mayoritas karena penyakit jantung dan infeksi berat yang menyebabkan kegagalan organ. Meski angka ini tinggi, jumlahnya lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga : 7 Kloter Jemaah Haji Terbang ke Tanah Air, Ketentuan Barang Bawaan Harus Dipatuhi
Imbauan juga ditujukan kepada jemaah yang sudah pulang ke Indonesia. Jika mengalami gejala seperti demam, batuk, pilek, atau sesak napas dalam 14 hari setelah tiba dari Arab Saudi, jemaah diminta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan dan menyebutkan riwayat perjalanan hajinya.
“Ini penting agar petugas kesehatan dapat memberikan penanganan yang tepat,” pungkas dr. Imran. (*)
Editor : A. Ramadhan