BOJONEGORO - Hujan deras dua hari terakhir merusak lahan tembakau di timur Bojonegoro. Belasan hektare tanaman di Desa Banjaran dan Sraturejo, Kecamatan Baureno, rusak dan terancam gagal panen. Tanaman berusia satu hingga satu setengah bulan itu layu, bahkan banyak yang mati karena tergenang air,
Suntohir, salah satu petani tembakau asal Desa Sraturejo, mengaku mengalami kerugian besar. Ia menyebut sekitar 3.000 batang tanaman tembakau yang dibudidayakannya kini mulai mengering dan mati. Padahal, ia telah mengeluarkan modal cukup besar sejak masa pembibitan, penanaman, hingga pemupukan.
“Sudah keluar banyak biaya untuk perawatan dari awal musim kemarau. Sekarang semuanya rusak karena hujan deras,” keluh Suntohir
Kerusakan ini membuat para petani kecewa, karena mereka telah bekerja keras selama berbulan-bulan untuk membudidayakan tanaman tembakau yang bernilai ekonomi tinggi.
Baca Juga : Harga Anjlok, Petani Tembakau Ponorogo Terancam Gagal Panen Akibat Hujan
Untuk meminimalkan kerugian lebih lanjut, sejumlah petani mulai melakukan upaya darurat. Mereka membuat saluran pembuangan air di sekitar lahan dan meninggikan bedengan tanaman agar tidak kembali tergenang jika hujan turun lagi. Langkah ini diharapkan bisa menyelamatkan tanaman tembakau yang masih tersisa, sehingga petani tidak mengalami gagal panen total.
Para petani berharap cuaca di wilayah Bojonegoro segera kembali normal. Mengingat karakteristik tanaman tembakau yang tidak tahan terhadap curah hujan tinggi, kondisi cuaca buruk yang terus berlanjut dikhawatirkan akan semakin memperparah kerusakan dan membuat petani tembakau mengalami kerugian lebih besar.
"Kalau hujan terus begini, bisa dipastikan kami gagal panen" pungkas Suntohir. (Samsul Alim /Ana Viatun Nisa)
Editor : M Fakhrurrozi