MADINAH - Memasuki hari kelima kedatangan jemaah haji Indonesia di Madinah, Selasa (6/5/2025) WIB, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memastikan seluruh layanan berjalan baik dan terkendali. Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua PPIH Arab Saudi, Muchlis Hanafi, menyikapi dinamika penyelenggaraan haji 2025 yang menggunakan sistem baru dalam pengelolaan kloter.
“Semua layanan mulai dari penyambutan, penempatan atau akomodasi, transportasi, konsumsinya, berjalan dengan baik. Alhamdulillah setelah lima hari dimulainya operasional penyelenggaraan ibadah haji di Arab Saudi, semua berjalan dengan lancar,” ujar Muchlis usai rapat koordinasi di Madinah, Senin malam (5/5/2025) pukul 23.00 Waktu Arab Saudi.
Meski demikian, Muchlis mengakui adanya tantangan baru dalam sistem layanan. Untuk pertama kalinya, satu kloter jemaah bisa terdiri dari beberapa syarikah berbeda sebagai penyedia layanan. “Saat ini ada delapan syarikah penyedia layanan. Hampir semua kloter diisi jemaah dari berbagai syarikah. Dari 55 kloter awal yang kami data, hanya 13 yang utuh berasal dari satu syarikah,” jelasnya.
Syarikah adalah mitra resmi Pemerintah Arab Saudi yang bertugas menyediakan akomodasi, konsumsi, transportasi, serta layanan selama fase puncak ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Delapan syarikah yang ditunjuk tahun ini mencakup Al Bait Guests, Rakeen Mashariq, Sana Mashariq, Rehlat & Manafea, Al Rifadah, Rawaf Mina, MCDC, dan Rifad, dengan cakupan layanan mulai dari 11 ribu hingga 36 ribu jemaah.
Baca Juga : Menabung 13 Tahun, Tukang Pijat di Surabaya Akhirnya Bisa Naik Haji
Sistem multi-syarikah ini menjadi tantangan koordinasi di lapangan. Namun, Muchlis memastikan koordinasi PPIH dengan seluruh mitra berjalan efektif. “Ini menjadi dinamika yang harus cepat ditangani. Tapi Alhamdulillah, koordinasi kami dengan semua syarikah berjalan baik, dan jemaah tetap mendapat layanan yang layak,” tegasnya.
Muchlis juga mengingatkan bahwa tantangan sebenarnya akan terlihat saat mobilisasi jemaah dari Madinah menuju Mekkah yang dimulai pada 10 Mei. “Kunci kesuksesan haji itu pada pergerakan, terutama di Armuzna. Karena itu, kami akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Haji dan seluruh syarikah agar tidak ada gangguan saat puncak pergerakan jemaah,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya pendampingan jemaah yang mungkin pecah kloter karena perbedaan syarikah. “Meskipun ada satu atau dua orang yang pecah dari rombongan, harus tetap ada pendampingan dari syarikah,” katanya.
Baca Juga : Ini Tips Kesehatan Tim KKHI untuk Jemaah Haji Agar Prima di Tanah Suci
Data dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) per Selasa (6/5/2025) pukul 07.00 WAS mencatat, sebanyak 34.272 jemaah haji reguler telah tiba di Madinah dari total 203.320 jemaah yang direncanakan.
Dengan jumlah kloter yang terus bertambah dalam beberapa hari ke depan, sistem ini menjadi ujian bagi soliditas dan kecepatan respons PPIH. Namun, dengan tim yang solid dan berpengalaman, PPIH optimistis semua tantangan dapat dihadapi tanpa mengorbankan kenyamanan maupun keselamatan jemaah haji. (Dhimas Ginanjar)
Editor : A. Ramadhan