MAKKAH - Sebanyak 170.186 jemaah haji Indonesia telah berada di Makkah dan bersiap memasuki fase puncak ibadah, yaitu wukuf di Arafah. Untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan jemaah, Kementerian Agama (Kemenag) melakukan pengecekan langsung terhadap fasilitas dan layanan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Jawa Pos melaporkan, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief, turun langsung ke lapangan bersama jajaran pada Senin (26/5). Ia memeriksa kondisi tenda, AC, sanitasi, serta perlengkapan lain yang akan digunakan jemaah.
“Alhamdulillah kita sudah lihat banyak perbaikan. Blok-blok sudah tertata, kabel listrik tidak lagi menjuntai keluar, AC lebih baik, dan sanitasi juga kita minta diperbaiki total agar tidak ada yang bermasalah,” kata Hilman usai inspeksi.
Baca Juga : Seluruh Jemaah Haji Indonesia Berada di Makkah, Siap Jalani Puncak Haji di Arafah
Setiap tenda kini dilengkapi AC, karpet, kasur, bantal, pemanas air, dan kulkas. Untuk memudahkan koordinasi, ia meminta syarikah memberi nomor di bagian depan setiap tenda. “Semua harus dicek, baik pendinginnya maupun fasilitas sanitasi,” tegas Hilman.
Hilman juga mengecek tenda yang disiapkan syarikah Rakeen Mashariq dan MCDC. Ia melihat langsung kasur, aliran air di toilet, serta kesiapan dapur. Pihak syarikah menyebut akan ada layanan tambahan seperti es krim dan minuman dingin sebagai kejutan bagi jemaah. “We make it a surprise,” ujar perwakilan syarikah yang disambut baik oleh Hilman.
Menghadapi cuaca ekstrem, Hilman mengimbau jemaah membatasi aktivitas di luar tenda, terutama lansia dan penyandang disabilitas. “Ini penting untuk mencegah heatstroke,” ujarnya.
Baca Juga : Masjid Muhajirin Surabaya Gelar Salat Idul Adha Lebih Awal
Ia juga menekankan pentingnya akurasi data jemaah, terutama yang berpindah hotel atau kelompok. Data yang rapi akan memudahkan proses pemberangkatan menuju Armuzna. “Kita sudah koordinasikan agar setiap keluarga, terutama yang ada pendamping lansia, bisa tetap bersama dalam satu grup,” jelasnya.
Tahun ini, pemerintah Arab Saudi menerapkan skema murur dan tanazul bagi jemaah berisiko tinggi. Murur memungkinkan jemaah melintasi Muzdalifah tanpa turun, sedangkan tanazul memberi opsi bermalam di hotel dekat Jamarat.
Hilman memastikan pihaknya sudah membahas teknis pelaksanaan dengan para CEO syarikah. “Konfigurasi maktab sedang dimatangkan, ada maktab yang mengatur hingga 4.000 jemaah. Ini harus sinkron dengan data kita agar pergeseran nanti berjalan lancar,” katanya.
Dengan seluruh upaya ini, Kemenag berharap jemaah Indonesia dapat menjalani ibadah puncak haji dengan aman, nyaman, dan khusyuk. “Dari pengecekan hari ini, kita optimistis. Namun, tentu kita harus tetap pastikan sampai hari-H nanti bahwa semua berjalan baik,” ujar Hilman.
Ia juga mengajak jemaah untuk aktif berkoordinasi dengan petugas. “Kalau ada kendala atau kebutuhan, jangan segan melapor ke petugas kloter. Semua sudah kami siapkan, tinggal manfaatkan dengan baik,” pesannya. (Dhimas Ginanjar)
Editor : A. Ramadhan