SURABAYA - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur kembali berhasil mengidentifikasi dua korban ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.

Hasil identifikasi diumumkan pada Senin (13/10/2025), setelah pencocokan melalui metode DNA, medis, dan properti atau barang kepemilikan. Dua korban merupakan santri asal Gresik dan Sidoarjo. 

"Tim Disaster Victim Identification Polda Jatim telah berhasil melaksanakan identifikasi terhadap dua kantong jenazah cocok atau match dengan dua nomor ante mortem," ujar Kabiddokes Polda Jatim Kombes Pol M. Khusnan Marzuki di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.

Korban pertama teridentifikasi sebagai Khafa Ahmad Maulana, laki-laki, 15 tahun, beralamat di Jalan Cendana RT 004 RW 003, Ngawen, Sidayu, Gresik, Jawa Timur. Identitas Khafa cocok dengan data ante mortem bernomor AM 025, berdasarkan hasil pemeriksaan DNA, rekam medis, serta kecocokan barang milik korban.

Baca Juga :   Empat Kantong Jenazah Berisi Potongan Tubuh Dikirim ke Jakarta untuk Tes DNA

Korban kedua diketahui bernama Irham Ghifari, laki-laki, 16 tahun, beralamat di Katerungan RT 006 RW 001, Katerungan, Krian, Sidoarjo. Identifikasi juga dilakukan melalui metode yang sama, yakni pencocokan DNA, medis, dan properti, dengan hasil yang sesuai dengan nomor ante mortem AM 038.

Dengan tambahan dua identifikasi terbaru ini, tim gabungan DVI Polda Jatim telah berhasil mengonfirmasi 55 korban dari total 67 kantong jenazah yang diterima sejak awal operasi. 

Berdasarkan data ante mortem, terdapat 63 laporan orang hilang, sementara hingga saat ini masih tersisa 8 orang yang belum ditemukan dan 9 kantong jenazah yang masih dalam proses identifikasi.(*)