Menu
Pencarian

Profil Sumiati, Warek III Untag Surabaya yang Sukses Antar Krisdayanti ke Senayan

Selvy Wang - Selasa, 7 Oktober 2025 14:00
Profil Sumiati, Warek III Untag Surabaya yang Sukses Antar Krisdayanti ke Senayan
Dr. Sumiati, M.M., Wakil Rektor 3 Untag Surabaya. (Foto: Dok)

SURABAYA - Pelantikan Rektor dan Wakil Rektor Untag Surabaya, telah digelar Agustus lalu. Sosok Dr. Sumiati, M.M., Wakil Rektor 3 Untag Surabaya, menarik perhatian.

Tidak banyak yang tahu, bahwa Sumiati pernah masuk lingkaran politik bersama Krisdayanti. Sumiati pernah duduk sebagai anggota DPRD Jawa Timur periode 2009-2014. Meski begitu, Sumiati tetap setia pada dunia akademik.

Sumiati lahir di Kabupaten Gresik Jawa Timur pada 4 Januari 1969 sebagai anak sulung dari dua bersaudara. Ayahnya adalah pedagang toko bahan bangunan sekaligus pamong desa, sementara ibunya hanya seorang ibu rumah tangga. Meski begitu, sang ibu memiliki tekad besar yaitu anak-anaknya harus bersekolah tinggi dan menjadi orang sukses.

Dalam ingatannya, sang ibu sering menjadikan sosok camat di daerahnya sebagai teladan. Harapan itu dititipkan kepada Sumiati kecil, agar kelak ia tumbuh menjadi perempuan berpendidikan yang mampu memberi manfaat bagi banyak orang.

Baca Juga :   Juicy Luicy hingga Aci Resti Meriahkan Untag Surabaya Expo 2025

Sejak kecil, Sumiati menempuh pendidikan di SD Negeri 1 Tanjung Gresik, lalu melanjutkan ke SMP Negeri 1 Cerme Gresik. Alih-alih masuk SMA, orang tuanya mengarahkan ia ke Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dengan harapan kelak bisa menjadi guru.

Namun jalannya tak selalu sesuai harapan orang tua. Sebagai anak sulung, ia sering berhadapan dengan pilihan-pilihan sulit. Bahkan ketika orang tuanya berniat menikahkannya setelah lulus SPG, ia menolak tegas. Dari keputusan itu, tumbuh tekad untuk menentukan jalan hidup sendiri.

Keinginannya untuk kuliah semakin kuat. Demi mewujudkan hasrat itu, ia bekerja sebagai guru les sambil menempuh pendidikan S1 di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP). Langkah tersebut menjadi awal perjalanan panjangnya dalam dunia akademik.

Baca Juga :   Usia Baru 25 Tahun, Yuni Putri Dewantara Raih Gelar Doktor Predikat Cumlaude

Lulus kuliah, Sumiati sempat berbelok ke dunia media. Pada 1992 hingga 1996, ia bekerja di SCTV Surabaya, yang saat itu hanya ada dua televisi swasta di kota ini, yakni RCTI dan SCTV. Meski awalnya sempat kebingungan karena tidak langsung ditempatkan di bagian tertentu, ia kemudian lolos placement test dan masuk ke Dept Programming, yang tugasnya tidak jauh dari kegiatan promosi.

Di sanalah ia bertugas menulis sinopsis film untuk koran demi menarik penonton televisi. Dari pekerjaan itu, ia mendapat pelatihan menulis langsung dari budayawan Arswendo Atmowiloto. Di awal tulisannya apa adanya untuk menceritakan sebuah film. Dengan pelatihan yang diberikan dan berkat kegigihannya, tulisannya meningkat tajam hingga dianggap provokatif dan mampu memikat pemirsa.

Setelah beberapa tahun menikmati pekerjaannya di SCTV, perjalanan Sumiati harus berbelok. Muncul kebijakan Menteri Penerangan Harmoko di era Orde Baru yang mewajibkan seluruh stasiun televisi swasta memusatkan siaran di Jakarta.

Baca Juga :   Profil Harjo Seputro, Anak Penjual Ikan Asin yang Jabat Wakil Rektor I Untag Surabaya

Aturan itu membuat SCTV Surabaya tak lagi bisa beroperasi penuh. Padahal, saat itu Sumiati sudah merasa menemukan ritme dan passion di dunia media. Namun kondisi keluarganya, ibunya sakit-sakitan dan ayahnya telah tiada, membuatnya memilih kembali ke Gresik, meninggalkan pekerjaannya.

Jalan hidup membawanya kembali ke pendidikan. Setelah menempuh S2 Magister Manajemen di Untag Surabaya, pada Desember 1996 ia resmi bergabung sebagai dosen di kampus tersebut.

Sebelumnya, ia juga sempat menjadi Wakil Direktur 3 Akademi Sekretaris Manajemen Indonesia (ASMI) Surabaya pada tahun 1995. Namun ketika regulasi pemerintah pada awal 2000-an melarang rangkap jabatan, ia harus memilih, dan hatinya mantap untuk mengabdi di Untag Surabaya.

Baca Juga :   Maba Untag Surabaya Pecahkan Rekor MURI Komik Patriotisme Berbasis AI

Sejak saat itu, dunia pendidikan menjadi jalannya. Meski demikian, kiprahnya tidak berhenti di ruang kuliah. Dari kegiatan arisan, ia bergabung dengan Koperasi Mega Gotong Royong (KOMEGORO) Jawa Timur hingga dipercaya menjadi sekretaris.

Kesempatan itu mengantarkannya lebih jauh. Tahun 2003, ia didaulat menjadi Direktur Forum Perempuan Nasionalis Indonesia (FPNI) Jawa Timur, organisasi yang bergerak di bidang pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender. Dari FPNI, ia berkesempatan belajar hingga ke luar negeri, mulai dari Malaysia, Australia, hingga Amerika Serikat lewat program IVLP (International Visitor Leadership Program). Ia bahkan berkeliling tujuh negara bagian AS dan menjelajahi lima benua.

Pengalaman itu membuatnya semakin aktif dalam politik. Pada 2005 hingga 2010, ia tercatat sebagai pengurus Dewan Perwakilan Daerah (DPD) PDIP Jawa Timur di bidang pemberdayaan perempuan dan Kesra.

Baca Juga :   PKKMB 2025 Untag Surabaya Tanamkan Nasionalisme dan Karakter Mahasiswa Baru

Karier politiknya berlanjut ketika ia duduk sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur Komisi E pada 2009 hingga 2014, membidangi kesehatan, pendidikan, dan sosial.

Meski berhasil, Sumiati menyadari politik penuh ketidakpastian. Baginya, politik hanyalah ruang suka, sementara panggilan hati sejatinya tetap di pendidikan. Karena itu, sembari menjadi legislator, ia melanjutkan pendidikan S3 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untag Surabaya hingga meraih gelar Doktor Ilmu Ekonomi pada 2013.

Pengalamannya di dunia politik pun penuh warna. Meski tidak lagi mencalonkan diri, Sumiati masih aktif memberi dukungan. Ia bahkan sempat masuk ke lingkaran artis-politik nasional dengan mendampingi Krisdayanti dalam kampanye legislatif. Bersama sang suami, Raul Lemos, ia terlibat sebagai Steering Committee (SC) dan ikut berkeliling dalam kampanye bertajuk “Perempuan Hebat, Indonesia Kuat.”

Momen itu menjadi pengalaman berharga mengantarkan Krisdayanti duduk di kursi legislatif, tetapi juga memperkaya pandangan Sumiati tentang strategi politik.

Ia bahkan diminta kembali untuk membantu, namun kali ini Sumiati memilih lebih fokus pada anaknya yang kini berhasil menjadi anggota DPRD Kabupaten Gresik. Meski tidak mencalonkan diri lagi, Sumiati tetap setia memberi dukungan dalam berbagai kegiatan kampanye.

Setelah itu, ia kembali sepenuhnya ke kampus. Pada 2016, ia dipercaya sebagai komandan pendirian Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) P1 Untag Surabaya yang kini menjadi rujukan benchmark LSP P1 hingga level Nasional. Berkat pengalamannya, ia dipercaya menjadi Master Assessor BNSP, satu-satunya di Untag Surabaya. Sumiati juga mengantongi Sertifikat Instruktur Level 6. Ia juga sering diminta LPPM Untag Surabaya sebagai narasumber Bimtek DPRD.

Perjalanan panjang itu akhirnya membawanya menjadi Wakil Rektor 3 Untag Surabaya yang dilantik pada 19 Agustus 2025. Baginya, bekal utama dalam hidup adalah bekerja dengan totalitas. Dunia pendidikan melatihnya konsistensi, sementara pengalaman politik membentuknya tangguh menghadapi beragam karakter manusia.

Ia dikenal sebagai sosok pekerja keras yang tak pernah berhenti belajar. Dari pernikahannya, Sumiati dikaruniai empat putra yang kini sukses di bidang politik, kesehatan, pendidikan, dan dunia kerja internasional, menjadi kebanggaan sekaligus bukti perjuangan panjangnya sebagai ibu tunggal.

Keteguhannya membuat ia dijuluki “Mrs. Struggle” di forum-forum politik, karena tidak pernah tunduk begitu saja. Prinsipnya sederhana yaitu pelajari sesuatu secara total, aplikasikan yang relevan, dan jadikan sisanya bekal pengalaman.

Sebagai aktivis perempuan, Sumiati percaya perjuangan perempuan tidak mudah, apalagi ketika masih dipandang sebelah mata. Baginya, perempuan harus mandiri, terus maju, dan saling mendukung.

Jaringan justru akan semakin kuat bila saling mendorong, bukan bersaing. Sifat ramah dan rendah hati membuatnya memiliki relasi luas hingga ke berbagai daerah.

Kini, langkahnya semakin mantap. Dari Gresik hingga berkeliling lima benua, dari ruang redaksi televisi hingga ruang kuliah, dari kursi DPRD hingga lembaga sertifikasi, Sumiati membuktikan bahwa perempuan mampu berdiri teguh dengan pendidikan, prinsip, dan kerja keras.

“Saya berusaha untuk menerima, bersyukur, dan berpikir positif. Orang mau berbicara apapun tentang saya, tidak peduli. Yang tahu diri saya adalah saya,” begitu prinsip hidup yang dipegang teguh oleh Dr. Sumiati, M.M. (*)

Editor : M Fakhrurrozi






Berita Lain



Berlangganan Newsletter

Berlangganan untuk mendapatkan berita-berita menarik dari PortalJTV.Com.

    Cek di folder inbox atau folder spam. Berhenti berlangganan kapan saja.