Belakangan ini, kasus penyakit gondongan atau Mumps, sebutan untuk istilah medisnya, kembali mencuat dan menjadi perhatian serius bagi masyarakat.
Dilansir dari Kementerian Kesehatan, gejala yang khas dari gondongan adalah pembengkakan pada kelenjar parotis (kelenjar yang memproduksi air liur), terletak di bawah telinga dan rahang.
Penyakit ini dapat memicu komplikasi pada pengidapnya, di antaranya penyebaran infeksi virus pada otak, orchitis (pembekakan pada testis), kemandulan, hingga kehilangan pendengaran.
Penyakit yang disebabkan oleh virus paramyxovirus ini, utamanya menyerang anak-anak dan remaja. Namun tidak menutup kemungkinan menyerang orang dewasa.
Baca Juga : Puluhan Warga Nganjuk Keracunan Usai Santap Makanan Hajatan, 31 Orang Dirawat
Bahkan, saat ini banyak tenaga kesehatan (nakes) yang mengidap penyakit gondongan sebab nakes sering bertemu dengan berbagai pasien.
Penyakit ini dapat menular melalui percikan air liur yang keluar dari mulut ataupun hidung. Saat terinfeksi, virus akan masuk melalui saluran pernapasan hidung, mulut, ataupun tenggorokan.
Virus akan menuju kelenjar parotis, berkembang biak, dan berinkubasi selama 2 hingga 3 minggu.
Baca Juga : Sering Dianggap Sama, Ini Perbedaan Toner dan Micellar Water yang Wajib Kamu Tahu
Oleh karena itu, kita harus mengenal upaya penyebab, gejala, pencegahan, dan penanganan yang menjadi sangat penting untuk melindungi diri kita dan orang-orang di sekitar.
Penyebab gondongan yang wajib diketahui
Infeksi virus paramyxovirus adalah penyebab utama gondongan. Virus ini menginfeksi dan menyebabkan peradangan pada kelenjar parotis, sehingga menimbulkan pembengkakan pada pipi.
Baca Juga : Resep Infused Water Kaya Manfaat yang Bisa Kamu Buat di Rumah
Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan penderita atau benda yang terkontaminasi oleh percikan air liur dari penderita yang sedang batuk ataupun bersin. Melalui kontak langsung dengan penderita juga menjadi penyebab penyakit ini.
Penyakit ini juga dapat menular melalui kontak tangan langsung oleh penderita. Bahkan, dapat menular melalui barang yang digunakan bersama pengidap penyakit gondongan.
Faktor risiko meliputi, belum divaksinasi MMR, usia anak-anak, dan kondisi imunitas yang lemah.
Baca Juga : 5 Kebiasaan Kecil yang Dapat Membuat Tubuh Rentan Mengalami Sakit
Gejala gondongan tak boleh diabaikan
Gondongan ditandai dengan pembengkakan pada kelenjar parotis, yang menyebabkan pipi membengkak.
Gejala lain yang sering muncul antara lain demam, nyeri kepala, dan nyeri otot. Durasi gejala biasanya sekitar 16–18 hari setelah terinfeksi.
Baca Juga : Air Putih vs Infused Water, Mana yang Lebih Berkhasiat?
Perlu diingat bahwa tingkat keparahan gejala gondongan dapat bervariasi pada setiap individu, mulai dari gejala ringan hingga komplikasi serius seperti gangguan pendengaran.
Pencegahan yang efektif
Cara paling efektif untuk mencegah gondongan adalah dengan melakukan vaksinasi MMR (Measles, Mumps, Rubella). Vaksin MMR diberikan pada anak usia 12–15 bulan dan dosis ulang pada usia 4-6 tahun.
Selain vaksinasi, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, menjaga imunitas tubuh, serta menghindari kontak langsung dengan penderita juga sangat penting untuk mencegah penularan.
Jika sudah mengalami gejalanya, wajib menggunakan masker, menjaga kontak langsung dengan orang lain, dan rajin mencuci tangan.
Segera lakukan konsultasi ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan memberikan penanganan yang sesuai.
Biasanya, pengobatan gondongan bersifat simtomatik, yaitu bertujuan untuk meredakan gejala yang muncul.
Editor : Khasan Rochmad