PASURUAN - Menteri Sosial Republik Indonesia, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, mengunjungi kediaman Ahmad Ardiansyah, calon siswa Sekolah Rakyat di Kota Pasuruan, Jawa Timur, Rabu (14/5/2025). Ardi berasal dari keluarga miskin ekstrem yang tinggal di toilet umum komunal di Kelurahan Mandaranrejo, Kecamatan Bugul Kidul. Anak ketiga dari pasangan Budiono dan Siti Aminah ini sebelumnya terancam putus sekolah karena keterbatasan ekonomi.
Pasangan yang memiliki empat orang anak ini telah tinggal di toilet umum komunal sejak dua tahun terakhir. Ruang sempit di area toilet itu mereka tempati setelah mendapatkan izin dari warga. Budiono dan Siti Aminah bekerja serabutan sebagai pemulung dan penjaga toilet, dengan penghasilan harian sekitar Rp30 ribu hingga Rp50 ribu.
"Yang kita lihat secara khusus adalah putra yang ketiga, usianya sekitar 12 tahun yang akan lulus SD tahun ini. Dia akan menjadi calon siswa Sekolah Rakyat jenjang SD yang dilaksanakan di kota Pasuruan," kata Mensos.
Menurut Gus Ipul, pendirian Sekolah Rakyat merupakan inisiatif Presiden Prabowo Subianto untuk memastikan anak-anak dari keluarga miskin tetap mendapatkan akses pendidikan yang layak dan berkualitas. Program ini menyasar anak-anak dalam desil 1 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), yaitu kelompok masyarakat dengan kondisi sosial ekonomi paling rentan.
Usai mengunjungi keluarga Ardi, Gus Ipul melanjutkan kunjungannya ke eks Kantor Bupati Pasuruan yang tengah direnovasi menjadi kompleks Sekolah Rakyat dengan kapasitas enam rombongan belajar (rombel) untuk jenjang SMP dan SMA. Bupati Pasuruan, Rusdi Sutedjo, turut mengapresiasi kerja sama dengan Kementerian Sosial. Ia menyebut minat masyarakat cukup tinggi. Dari kuota awal 150 siswa, tercatat sebanyak 450 pendaftar.
Secara nasional, program Sekolah Rakyat akan dimulai secara bertahap di 53 titik di seluruh Indonesia. Menurut data Kementerian Sosial, terdapat sekitar 2.000 anak dari keluarga miskin ekstrem yang menjadi target penerima manfaat Sekolah Rakyat pada tahap awal peluncuran program ini.
Program ini dirancang sebagai solusi jangka panjang untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan gratis berbasis asrama yang layak dan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem yang selama ini terpinggirkan karena faktor ekonomi. (*)
Editor : A. Ramadhan