SITUBONDO - Satu santriwati meninggal dunia dan 18 lainnya luka-luka setelah atap asrama putri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani di Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Situbondo, ambruk pada Rabu dini hari (29/10/2025). Peristiwa terjadi saat hujan deras disertai angin kencang.
Atap bangunan lantai dua tiba-tiba runtuh saat 19 santriwati tengah tertidur pulas. Korban meninggal bernama Putri, usia 13 tahun dan sebelumnya korban sempat dibawa ke RSUD Besuki, namun nyawanya tidak tertolong.
Pengasuh pesantren, KH Muhammad Hasan Nailul Ilmi, mengaku sangat terkejut atas kejadian ini.
“Kami benar-benar tidak menyangka asrama putri ini akan ambruk dan para santri ini baru 6 bulan disini atau santri baru. Saat kejadian, hujan turun sangat deras disertai angin kencang,” ujarnya.
Baca Juga : Gempa Banyuwangi Terasa di Situbondo, Puluhan Rumah Rusak
Ia juga menyampaikan kondisi para korban yang terdampak dari ambruk nya asrama. Bahkan, hingga saat ini terus dilakukan pemantauan .
“Total ada 19 santriwati yang menjadi korban. Alhamdulillah, 15 di antaranya sudah diperbolehkan pulang, sedangkan 4 lainnya masih dirawat di rumah sakit dan satu nya meninggal dunia,” tambahnya.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Situbondo, Sruwi Hertanto, menjelaskan penyebab robohnya bangunan kemungkinan dikarenakan cuaca hujan deras di sertain angin kencang sebelumnya dan kondisi bangunan yang memang sudah retak akibat gempa pada September.
“Hasil asesmen kami menunjukkan dinding asrama roboh akibat hujan lebat disertai angin kencang. Selain itu, bangunan ini memang sudah retak karena terdampak gempa beberapa bulan lalu,” jelasnya.
Pondok pesantren ini diketahui menampung sekitar 300 santri. Usai kejadian, sebagian santri dipulangkan oleh pihak keluarga untuk sementara waktu, sementara sisanya tetap berada di lingkungan pesantren. (Fadillah Putri)
Editor : M Fakhrurrozi

















