MADINAH - Rangkaian ibadah haji tidak hanya menuntut kesiapan spiritual, tetapi juga ketahanan fisik. Dengan suhu udara Madinah yang menyentuh 41 derajat Celsius dan jadwal kegiatan yang padat, Tim Kesehatan Haji Indonesia mengingatkan seluruh jemaah haji 2025 untuk menjaga stamina sejak hari pertama kedatangan.
“Jangan terlalu ngoyo mengejar ibadah sunnah, karena yang paling penting justru saat Armuzna. Itu yang harus dijaga betul kondisi tubuhnya,” ujar Wakil Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, dr. Yuni Anisa W., Sp.PD, Jumat (2/5).
Menurutnya, banyak jemaah merasa kuat di awal dan memforsir diri untuk beribadah tanpa memperhitungkan beban fisik. Padahal, puncak ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) akan sangat menguras tenaga dan memerlukan kondisi tubuh yang prima. Untuk itu, dr. Yuni membagikan tujuh tips penting yang harus diperhatikan oleh seluruh jemaah haji:
Cukup Istirahat : Jangan paksakan diri mengikuti semua kegiatan. Fokuskan energi untuk momen puncak ibadah.
Baca Juga : Wabup Lepas Calon Jemaah Haji Kabupaten Sumenep Ini Pesannya
Minum Air Setiap Jam: Setidaknya 200 cc per jam. Selain air putih, konsumsi cairan elektrolit seperti oralit atau campuran gula-garam juga disarankan.
Jaga Asupan Makanan Bergizi dan Tepat Waktu: Makan pagi jangan ditunda. Konsumsi makanan sehat secara teratur untuk menjaga tenaga.
Hindari Rokok dan Asap Rokok: Termasuk paparan dari perokok lain. Asap bisa memperparah iritasi saluran pernapasan.
Baca Juga : Marhama, Calon Jemaah Haji di Usia 104 Tahun Siap Menuju Tanah Suci
Gunakan Pelindung dari Cuaca Panas: Topi, payung, masker, lip balm, pelembap wajah, dan kacamata disarankan saat beraktivitas di luar ruangan.
Gunakan Masker Kain Basah: Basahi masker kain dengan air dingin agar mukosa hidung tetap lembap dan tubuh lebih sejuk. Semprotkan ulang secara berkala.
Minum Obat Secara Teratur: Jangan lupakan obat rutin, khususnya bagi jemaah dengan penyakit penyerta seperti hipertensi atau diabetes.
Baca Juga : Berangkat Haji di Usia 104 Tahun, Marhama Jadi Jemaah Haji Tertua di Jawa Timur
Dr. Yuni menekankan bahwa kombinasi dehidrasi, kelelahan, dan paparan panas bisa memicu kondisi serius seperti pingsan, infeksi saluran napas, hingga gangguan jantung dan paru. Oleh karena itu, kepatuhan terhadap imbauan kesehatan menjadi kunci.
“Ibadah haji bukan perlombaan fisik. Justru kekuatan sejatinya ada pada kesiapan mental dan fisik saat Armuzna,” pungkasnya.
Tim medis KKHI berharap, para jemaah dapat menjalani seluruh rangkaian ibadah dengan lancar, sehat, dan pulang dalam keadaan selamat. Edukasi kesehatan pun terus disampaikan secara aktif sejak hari pertama kedatangan di Madinah. (Dhimas Ginanjar)
Baca Juga : 359 Jemaah Haji Trenggalek Berangkat ke Tanah Suci, 17 Tertunda karena Visa dan Sakit
Editor : A. Ramadhan