KEDIRI - Sejumlah siswa dan guru SMK Pawyatan Daha 2 Kota Kediri rutin memeriksa kebun kecil di atas ruang kelas mereka. Kebun ini menjadi tempat mereka membudidayakan ikan dan tanaman kangkung dengan metode aquaponik.
Tanaman kangkung yang tampak segar dan tumbuh subur tersebut merupakan hasil dari pemanfaatan kotoran ikan sebagai pupuk alami dalam sistem aquaponik. Metode ini dipilih karena lebih mudah diterapkan dan tidak membutuhkan lahan luas.
Mahmud Septian Afrizal , Guru SMK Pawytan Daha 2 menuturkan bahwa awalnya ia menginisiasi pembuatan kebun aquaponik tersebut karena melihat lahan kosong yang tidak digunakan. Karena merasa sayang jika dibiarkan kosong, maka Mahmud menyulapnya menjadi kebun aquoponik yang menjadi wadah bagi kreativitas siswa.
“Jadi pengalaman saya masuk disini karena saya juga masih baru, saya melihat ada lahan yang non produktif, sayang kalau tidak dimanfaatkan. Kemudian ada instalasi hidroponiknya juga kemudian saya ubah lahan yang non produktif menjadi lahan yang produktif, seperti aquaponik dan hidroponik,” tutur Mahmud Septian saat ditemui di sekolah tempatnya mengajar.
Mahmud Septian juga berharap langkah kecilnya tersebut bisa membantu Negara dalam membangun kesadaran masyarakat terhadap ketahanan pangan nasional yang seringkali digaungkan oleh pemerintah.
“Dan ini juga salah satu cara memabntu Negara, membantu ketahanan pangan meskipun ini sekali kecil, pembelajaran, mungkin bisa saya tanamkan mulai dari anak-anak pelajar mulai sekarang,” jelasnya.
Hasil panen dari kebun aquaponik tersebut tidak hanya dirasakan oleh siswa namun juga bagi orang-orang disekitar karena biasanya hasil panen tersebut akan dijual.
“Ini anak-anak juga lumayan, kadang juga merasakan panennya sendiri untuk gizinya juga anak-anak bisa memanfaatkan untuk dirinya sendiri juga dan orang lain, kadang kan juga dijual. Dan ini non pestisda. Jadi ini real organik dari kotoran ikan lelelnya kita saring,” pungkasnya.
Selain mendukung ketahanan pangan, kegiatan ini juga menjadi implementasi sekolah dalam menanamkan jiwa wirausaha kepada para siswa. Mereka tak hanya belajar menanam, tetapi juga memanen hingga memasarkan hasilnya secara mandiri.
Kegiatan menanam dalam media aquaponik ini mendapat banyak respon psotif oleh siswa, salah satunya yaitu Johan Dwi Nugroho yang merasa senang dan bersyukur karena bisa belajar berwirausaha sejak dini.
“Tanggapan saya ya bagus, soalnya kita kan bisa belajar berwirausaha. Kalau disini kita kan belajarnya nanem, dan lele ini,” ujar Johan.
Berkat ketekunan dan kerja keras, para siswa mampu memanen puluhan kilogram ikan dan sayuran setiap tiga minggu. Hasil penjualan digunakan untuk kebutuhan operasional kebun, sehingga kegiatan tersebut dapat berkelanjutan dan mandiri.
Editor : M Fakhrurrozi