JAKARTA - Founder sekaligus Owner BALAD Grup, HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy, terus berupaya menjadikan Indonesia dan Bandar Laut Dunia (Balad Grup) sebagai kiblat baru bisnis Perikanan budidaya terbesar di dunia.
Pengusaha yang akrab disapa Gus Lilur ini menyampaikan bahwa dalam dunia bisnis, kekuatan utama bukan terletak di luar diri atau perusahaan, melainkan dari potensi diri dan kualitas internal perusahaan itu sendiri.
"Kekuatan internal sebagai fondasi utama kesuksesan bisnis, bukan sekadar mengejar jaringan eksternal," ujarnya saat bertemu kolega di Jakarta, Jumat (25/7/2025).
Gus Lilur menekankan bahwa nilai besar sebuah perusahaan menjadi magnet utama bagi datangnya jaringan dan relasi strategis.
Baca Juga : Setelah 17 Bulan, Gus Lilur Sukses Budidayakan Benih Lobster di Vietnam
“Saya tidak pernah peduli tentang memperluas jaringan. Fokus saya hanya satu: menaikkan kualitas internal dan nilai besar perusahaan melalui peningkatan kualitas internal,” ujarnya.
Gus Lilur menuturkan telah meniatkan menjadikan Balad Grup menjadi perusahaan perikanan budidaya terbesar di dunia dengan kaplingan area atau lokasi budidaya 90.000 Hektar.
"Saat itu, saya menyadari tidak perlu cari jaringan, cukup menimba pengetahuan untuk bisa berbudidaya sesuai tuntutan zaman," katanya.
Baca Juga : Bertemu Pengusaha Singapura, Balad Grup Siap Memulai Ekspor Hasil Tangkap Ikan
Pengusaha Muda Filantropi ini menegaskan bahwa jaringan, relasi, kenalan, kolega, akan datang sendiri saat kualitas dianggap mumpuni, apalagi menjadi yang terbesar di dunia.
Ia menggambarkan dalam kebersamaannya bersama dua koleganya yakni Moh. Ka'bil Mubarok selaku Direktur Utama Balad Grup dan Tubagus Ardhika selaku Direktur Utama Ali Investment Pte Ltd Singapore.
"Dua mitra saya di perusahaan ini bergerak di area dan spektrum yang berbeda yakni Kabil memimpin penaklukan laut dan samudera nusantara. Sedangkan Ardhika memimpin penaklukan investasi Internasional untuk kepentingan investasi di nusantara," ujarnya.
Gus Lilur mengaku pihaknya bertiga bertemu kolega baru, kenalan baru, sahabat baru dan yang dirinya enggan disebut siapa dia juga tidak perlu di ceritakan apa tujuan bersama-sama.
Pihaknya menekankan hanya ingin berbagi inspirasi berbuat terbaik untuk diri sendiri, berbuatlah terbaik menaikkan nilai diri atau perusahaan. Tentu lainnya seperti jaringan, bahkan kekuasaan akan datang sendiri setelah mepunyai nilai dan bernilai.
"Setelah saya memancangkan tekad menjadikan Balad Grup sebagai perusahaan budidaya perikanan terbesar di dunia, semuanya hadir mengalir menjalin relasi baik dengan Balad," tuturnya.
Kemudian, lanjutnya, sangat penting menjaga nilai hubungan baik, cara menjaga hubungan baik terbaik adalah jangan pernah membutuhkan, tapi selalu memposisikan diri sangat dibutuhkan di bingkai saling menguntungkan.
"Agak berat, agak sulit, tapi bisa dilakukan, kalau gampang tentu semua bisa melakukan," tambahnya.
Santri Alumni Pesantren Mambaul Maarif, Denanyar Jombang ini menambahkan mempunyai jaringan itu perlu, meletestarikan jaringan lebih perlu, lebih penting lagi mencetak diri dan atau perusahaan dibutuhkan oleh banyak jaringan.
"Teguhkan ungkapan ini meskipun dianggap sombong bahkan omong besar, 'dunia butuh gue', kalimat ini yang terus saya tanamkan untuk menjadi energi positif. Tentu saya niatkan memohon ridhoNYA dan semangat Ilahiyah," tuturnya.
"Kemudian saya susun konsep gerakan ekonomi yang belum ada di dunia perikanan budidaya seluas 90.000 Ha berisi banyak budidaya. Pertama dan dibutuhkan dunia. Maka, saya dibutuhkan dunia," imbuh ia menegaskan.
Menurutnya, setelah itu dimulai membumi, jaringan dan banyak hal datang menghampiri tanpa mengerahkan banyak energi, hal terpenting berikutnya adalah melestarikan jaringan.
"Saya meyakini, Balad Grup bisa membawa Indonesia menjadi kiblat baru dunia untuk Perikanan budidaya. Salam keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," pungkasnya. (*)
Editor : M Fakhrurrozi