SURABAYA -
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Jawa Timur yang diikuti 530.000 murid baru SMA, SMK dan SLB negeri dan swasta telah berakhir. MPLS yang menerapkan konsep RAMAH ini mendapat apresiasi dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
Tidak hanya satu rekor, melainkan dua rekor sekaligus. Kedua rekor tersebut adalah enam Anak Indonesia Hebat Serentak oleh 530.000 murid dan guru se-Jawa Timur dan Inisiasi pemberian beasiswa dan pembiayaan pendidikan kepada murid SMA/SMK swasta terbanyak, yakni 72.841 murid.
Baca Juga : Aksi 1000 Bidan Meriahkan HUT IBI ke-74 di Surabaya, Hadirkan Lomba Memasak hingga Pemecahan Rekor MURI
Penyerahan piagam penghargaan dilakukan oleh Customer Relation Manager MURI kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang diwakili Kepala Inspektorat Provinsi Jatim Hendro Gunawan, didampingi Kepala Dinas Pendidikan Jatim Aries Agung Paewai dan Anggota Komisi E DPRD Jatim Rasiyo, bertempat di SMA Hangtuah 1 Surabaya, saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) secara serentak.
Gubernur Khofifah menyampaikan apresiasi atas kolaborasi luar biasa seluruh ekosistem pendidikan di Jawa Timur, termasuk sekolah swasta dan para orang tua.
“Capaian ini adalah wujud komitmen kita bersama dalam menghadirkan pendidikan yang inklusif, sehat, dan berkarakter. Semangat ini harus terus dijaga agar sekolah menjadi ruang tumbuh yang aman dan inspiratif,” ujar Khofifah, Jumat (18/7).
Baca Juga : D'Professor: Ketika Para Guru Besar Menyanyikan Nada-Nada Inspirasi
Untuk pelaksanaan MPLS tersebut, senam massal di sekolah melibatkan 530.000 siswa dan guru dari SMA, SMK, dan SLB negeri maupun swasta di seluruh Jawa Timur. Kegiatan ini dilaksanakan secara serentak baik daring maupun luring, sebagai bentuk kampanye hidup sehat di lingkungan pendidikan.
Sementara penghargaan kedua, rekor MURI diraih atas keberhasilan Jawa Timur dalam menyalurkan beasiswa pendidikan yang merupakan hasil dari kerjasama kolaboratif antara Pemprov Jatim dan berbagai sekolah swasta di seluruh kabupaten/kota. Yaitu sebanyak 72.841 siswa SMA dan SMK swasta di berbagai kabupaten/kota.
Baca Juga : Perpusnas Raih Penghargaan MURI sebagai Gedung Perpustakaan Tertinggi Dunia
Menurutnya, keterlibatan aktif sekolah swasta dalam mendukung program beasiswa menandai adanya kemitraan strategis antara pemerintah dan institusi pendidikan non-negeri, yang sangat penting untuk mewujudkan pembangunan manusia yang inklusif dan berkelanjutan.
Baca Juga : Sajikan 1.500 Porsi Lontong Cecek, Sidoarjo Pecahkan Rekor MURI di Jayandaru Parade Selera Rasa
“Kami percaya bahwa pendidikan adalah jalan utama menuju kemajuan peradaban. Maka seluruh instrumen pendidikan, baik negeri maupun swasta, harus kita rangkul dan dukung bersama,” katanya.
*Karena di pundak para pelajarlah masa depan bangsa dititipkan. Setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini akan membentuk arah besar Indonesia ke depan,” imbuh Khofifah.
Baca Juga : Tulis Pesan untuk Presiden di Payung, Mahasiswa Baru UM Surabaya Pecahkan Rekor Muri
Gubernur Khofifah berharap raihan dua rekor MURI ini menjadi momentum penguatan pendidikan karakter di Jawa Timur, sekaligus inspirasi nasional dalam membentuk generasi emas Indonesia yang unggul, sehat, dan bermartabat.
“Semoga prestasi ini dapat menjadi pemicu semangat seluruh sekolah di Jatim untuk terus berinovasi, serta memperkuat sinergi pendidikan dengan nilai karakter, kesehatan, dan kepedulian sosial,”pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jatim Aries Agung Paewai menyebut pengenalan pada Kurikulum Nasional selama MPLS akan mempermudah murid memahami potensi dan minat mereka dalam mendalami peminatan. Seperti IPA, IPS ataupun Bahasa akan terkoneksi. Sehingga potensi mereka untuk bisa menyesuaikan di pendidikan lebih baik.
Apalagi di tahun ini sudah diterapkan tes kompetensi akademik (TKA) pada bulan November mendatang. TKA ini akan memberikan kesempatan bagi murid dalam berkompetisi di bidang ilmu akademik dan ilmu lain. Meski bukan menjadi penentu dalam kelulusan.
Usai upacara pembukaan MPLS, Dinas Pendidikan Jawa Timur juga mengajak seluruh murid baru baik yang mengikuti upacara pembukaan di SMA 1 Hang Tuah Surabaya maupun di satuan pendidikan masing-masing untuk menjalankan Senam Anak Indonesia Hebat. Kegiatan ini rencananya akan menjadi aktifitas rutin para murid sebelum pembelajaran di mulai. Dengan begitu para murid tidak merasa kantuk dalam ruang kelas dan lebih aktif didalam kelasnya.
"Karena Pak Menteri ingin setiap aktivitas senam sebelum mereka melakukan pembelajaran, Nah ini dilaksanakan senam bersama sebagai bentuk awal untuk kegiatan rutin sebelum belajar. Aktifitas ini akan menyehatkan murid, membuat segar pikiran dan semangat mereka sebelum melalui pembelajaran dikelas,"ungkap Aries.
Terkait bullying, Aries menegaskan selama MPLS berjalan guru tidak boleh ada di dalam ruang guru. Mereka wajib mendampingi dan memantau jalannya MPLS. Ini dilakukan sebagai bentuk pengawasan langsung yang dilakukan oleh guru untuk mencegah bullying
"Kalau dulu aktivitas banyak yang di koordinir oleh senior-seniornya. Nah ini tidak, kita minta guru ikut mendampingi," tegas Aries.
Jika aksi bullying masih ditemukan, lanjut Aries, pihaknya berharap ada sanksi tertentu sebagai konsekuensi yang merugikan. Sanksi itu akan dilihat berdasarkan tingkat tindak kekerasan atau tingkatan bulliying.
"Kita berharap tidak terjadi, tapi kalau terjadi maka tentu kita minta sekolah melakukan pembinaan-pembinaan. Ya maka sebab itu pengawasan ketat harus dilakukan, tidak bisa tidak. Kita bismillah (tindak bulliying tidak terjadi), karena sekolah kita kan banyak, kalau kita hitung negeri dan swasta hampir 4.000 lebih di sekolah di Jawa Timur ini. Tentu kita berharap bahwa pengawasan itu dilakukan secara ketat. Tapi kita berharap ini bisa zero di tahun ini," pungkas Aries.
Sebagai informasi, di isela upacara MPLS saat itu dilakukan pemberian seragam serentak diseluruh satuan pendidikan kepada murid program Afirmasi dari Gubernur Jawa Timur dan orang tua asuh yang berasal dari Guru.
Pada kesempatan ini pula diserahkan secara simbolis Pemberian Bantuan Pendidikan Program orangtua asuh dimana kegiatan ini telah dilakukan sejak 2 tahun terakhir dilingkungan Dindik Jatim untuk mengakomodir murid dari Program Afirmasi atau murid dari keluarga kurang mampu agar memperoleh hak pendidikan yang sama dan berkualitas dengan pembiayaan dari orangtua asuh.
Dalam upacara pembukaan MPLS Ramah di Jawa Timur, juga diresmikan program unggulan Dindik Jatim melalui bidang SMA yakni School Food Care. Program untuk mendukung pertahanan nasional gagasan Presiden Prabowo ini diharapkan mampu membentuk murid sehat, berkarakter dan berprestasi. Di samping itu, melalui program ini, murid dapat belajar melalui laboratorium alam sesuai dengan mata pelajaran seperti Biologi. (*)
Editor : M Fakhrurrozi