PACITAN - Di balik gemerlap lampu panggung dan riuh tepuk tangan penonton, semangat anak-anak dan remaja Pacitan menyatu dalam alunan nada dan keberanian untuk tampil. Tahun 2025 menjadi tahun kedua gelaran “Pidera Musica Mencari Bintang Pentas”, ajang pencarian bakat menyanyi yang lahir dari komitmen sederhana: memberi ruang bagi generasi muda untuk bermimpi, tampil, dan tumbuh.
Panggung itu bukan sekadar tempat bernyanyi. Di atasnya, harapan dan keyakinan anak-anak kecil tumbuh seiring suara mereka yang lantang. Di balik layar, sosok Bambang Pidera pendidik dan pegiat budaya asal Desa Jetak, Kecamatan Tulakan terus menjaga nyala obor semangat melalui Pidera Musica, grup musik dan event organizer yang ia dirikan sejak 2004.
“Ini bukan hanya soal kompetisi. Ini tentang keberanian anak-anak untuk tampil dan belajar. Tentang mencintai budaya. Tentang masa depan,” begitu pesan yang terus digaungkan Bambang.
Tahun ini, ajang Pidera Musica kembali membuktikan bahwa seni mampu menyatukan. Peserta datang dari berbagai penjuru kecamatan di Pacitan. Dari panggung kecil itu, suara mereka mengisi ruang, membawa suasana haru, tawa, dan decak kagum. Dari kategori A (usia TK), kategori B (SD–SMP usia 12 tahun), hingga kategori C (remaja maksimal 20 tahun), setiap peserta memberikan lebih dari sekadar lagu, mereka membawa cerita dan semangat yang tak mudah diukur dengan angka.
Baca Juga : Pelebaran Jalan Arjosari–Purwantoro Capai 32 Kilometer Tahun Ini, Sisanya Butuh Rp75 Miliar
Antusiasme tak hanya datang dari peserta. Orang tua, keluarga, dan masyarakat sekitar hadir memberi dukungan. Mereka bukan hanya penonton, tetapi bagian dari perjalanan bakat anak-anak mereka. Di antara sorotan lampu, tampak wajah-wajah bahagia, bangga, dan tak jarang, haru.
Ajang ini dibuka secara resmi oleh Ketua DPRD Kabupaten Pacitan, Arif Setia Budi, yang dengan hangat menyampaikan apresiasinya. Dimana yang dilakukan oleh Pidera Musica ini bukan hal sepele. Ini adalah bentuk kepedulian yang luar biasa terhadap keberlangsungan seni dan potensi anak-anak Pacitan. "Kita tidak tahu, mungkin salah satu dari mereka kelak akan menjadi penyanyi nasional, atau bahkan tampil di panggung dunia. Dan semuanya berawal dari panggung kecil yang sarat makna seperti ini,” ungkapnya.
Baca Juga : Banyak Petani Gagal Panen, Harga Bawang Merah di Pacitan Meroket
Dukungan juga mengalir dari berbagai pihak. Hadir dalam acara ini perwakilan Disparbudpora Pacitan, Daryono, Ketua Dewan Kesenian Pacitan Khoirul Amin, serta Ketua STKIP PGRI Pacitan Bakti Sutopo. Camat Tulakan, Joko Harjanto, bahkan menyampaikan rasa bangga atas inisiatif yang telah menjadi ruang tumbuh generasi muda melalui jalur seni.
Tak hanya pemerintah, sejumlah mitra turut menguatkan langkah acara ini yakni sponsor dari Grand Bromo Hotel Pacitan, New Cakra Audio, Uyah Moto Creative, Arri Salon Rayfas Pro, PT Riau Jaya Konstruksi, CV Berlia Engineering Support, serta dukungan dari Pemkab Pacitan dan Pemerintah Desa Jetak. Ini menjadi bukti bahwa ketika budaya digerakkan bersama, hasilnya lebih dari sekadar acara, ia menjadi gerakan.
“Terima kasih atas seluruh dukungan. Mari jangan berhenti untuk menjadi pribadi yang bermanfaat. Sampai jumpa di tahun ke-3,” ujar Bambang penuh harap.
Baca Juga : Ajang Pidera Musica 2025, Pacitan Tanam Bibit Bintang Masa Depan
Dari panggung kecil di Pacitan, suara-suara muda telah menggema. Bukan hanya di telinga, tapi juga di hati mereka yang percaya, bahwa seni adalah jalan terang menuju masa depan yang penuh makna. (Edwin Adji)
Editor : JTV Pacitan