Menu
Pencarian

Prestasi Membanggakan, Mahasiswa Universitas Ciputra Surabaya Raih Best Photography CCMA 2025

Billy Reksodikromo - Sabtu, 3 Mei 2025 20:15
Prestasi Membanggakan, Mahasiswa Universitas Ciputra Surabaya Raih Best Photography CCMA 2025
Ali Azhar Damarrosydi memenangkan penghargaan Best Photgrapher CCMA 2025. (Foto: Billy Reksodikromo)

SURABAYA - Ali Azhar Damarrosydi berhasil mengukir prestasi sebagai fotografer yang mendapatkan kemenangan kategori Best Photography dalam Cult Critic Movie Awards (CCMA) 2025 dengan karya berjudul "Seeds of Life: The Eternal Dialogue Between Soil and People".

CCMA merupakan sebuah festival film dengan penayangan langsung internasional yang diselenggarakan oleh majalah film international terkemuka, Cult Critic.

Mulanya, Ali Azhar Damarrosydi mengikuti lomba festival CCMA ini hanya sebagai tugas mata kuliah. Ia merupakan mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Ciputra Surabaya.

Ali mendapatkan nilai 90 dari dosen pada mata kuliah tersebut, Nilai ini membuatnya diajak untuk menghasilkan proyek bersama kakak tingkat dengan mengikuti sebuah proyek film pendek.

Baca Juga :   Jadi Tersangka Penembakan, Dua Mahasiswa Universitas Ciputra Dikeluarkan dari Kampus

Pada awalnya, Ali iseng mencari untuk mencari lomba festival film pada salah satu website. Namun, dalam website yang dibukanya, Ali menemukan terdapat kategori untuk fotografi.

Ali kemudian mengajukan berbagai foto karya miliknya dalam perlombaan tersebut. Setelah mengajukan diri untuk fotografi, Ali sempat mencari lagi perlombaan yang lebih menantang.

Ali lalu menjajal mengikuti seleksi resmi dari World Film Carnival Singapore (WFCS). WFCS merupakan festival pemutaran film secara langsung pada setiap bulan berbagai tempat bergengsi di Singapura.

Foto "Seeds of Life" menceritakan seorang yang ada di petani ini bediri di tengah sawah dengan bayangan air dengan memantulkan langit.

Makna tersebut menguatnya tentang hubungan manusia dengan tanah yang menjadikan sumber utama kehidupan dan pangan.

Dari dalam foto tersebut, seakan mengajak orang yang melihatnya untuk merenung. Di sawah yang banyak lumpur yang kotor, masih ada sumber kehidupan bagi banyak orang.

Menurutnya, foto yang dihasilkannya tersebut merupakan paradoks sederhana. Ali menilai bahwa terdapat kemurnian kehidupan. Setiap benih yang ditabur adalah janji, setiap bulir padi yang dipanen adalah pemenuhan.

Baginya, foto tersebut menggambarkan bahwa peradaban tidak hanya dibangun oleh menara-menara tinggi, tetapi juga oleh tangan-tangan yang rela basah dan berlumpur.

Ali menyebut pesan dari foto adalah di dunia yang terobsesi dengan kecepatan dan efisiensi, para petani mengajarkan kita tentang kesabaran dan ritme kehidupan yang tidak bisa dipercepat.

Menariknya, teknik fotografi yang digunakan Ali sangat sederhana. Ia menuturkan hanya memakai teknik dasar fotografi untuk menghasilkan potret tersebut.

“Dari segi teknik, saya hanya menggunakan teknik dasar fotografi karena saat itu saya masih semester 2 dan baru saja mengambil mata kuliah fotografi," ujar Ali.

Kesuksesan ini menjadi Ali bersemangat untuk mengikuti lomba lain. Dan Ali sedang menunggu hasil dari kompetisi yang lain yaitu World Film Carnival Singapore.

“Saya ingin mencoba tantangan baru. Ditunggu saja kabar baiknya,” tutur Ali menambahkan.

Karya fotografi ini menjadikan motivasi untuk para penyukai di bidang fotografi. Kreativitas tidak ada batasnya untuk meraih kemenangan ini.

Editor : Khasan Rochmad






Berita Lain



Berlangganan Newsletter

Berlangganan untuk mendapatkan berita-berita menarik dari PortalJTV.Com.

    Cek di folder inbox atau folder spam. Berhenti berlangganan kapan saja.