BANGKALAN - Memasuki hari kesembilan pasca tragedi ambruknya Musala Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, tim DVI Polda Jatim berhasil mengidentifikasi sebanyak 17 jenazah korban. Dari jumlah tersebut, lima di antaranya merupakan santri asal Bangkalan. Empat jenazah telah dimakamkan tadi malam, sementara satu jenazah lainnya dikebumikan pada Rabu pagi (8/10/2025).
Kepala BPBD Kabupaten Bangkalan, M. Zainul Qomar mengatakan empat jenazah santri asal Bangkalan tersebut tiba pada Selasa malam dengan iring-iringan empat ambulans. Setibanya di akses Suramadu, rombongan kemudian berpisah menuju lokasi pemakaman masing-masing. Dua ambulans ke Desa Karang Gayam, Blega. satu ambulans ke Desa Banyu Ajuh, Kamal, dan satu ambulans menuju Desa Tagungguh, Tanjung Bumi, Bangkalan.
“Tim DVI berhasil mengidentifikasi 17 jenazah dimana ada lima dari Bangkalan. Lima santri ini satu kamar di Ponpes Al Khoziny,” kata M. Zainul Qomar, Rabu (8/10/2025).
Sementara itu, satu jenazah lainnya, atas nama Moh. Ubaidillah (17 tahun), santri asal Desa Karpote, Blega, dimakamkan pada Rabu pagi. Adapun empat santri yang telah dimakamkan sebelumnya masing-masing bernama Mohamad Anas Fahmi (15 tahun) asal Karang Anyar, Banyu Ajuh, Kamal; Ach. Fathoni Abil Falaf (17 tahun) asal Tagungguh, Tanjung Bumi; serta dua sepupu, M. Maulidi Hasany Kamil (16 tahun) dan M. Azam Alby Alfa Himam (17 tahun) asal Desa Karang Gayam, Blega, Bangkalan.
Kedatangan jenazah tersebut disambut isak tangis keluarga dan warga setempat. Setelah disalatkan di masjid dan musala desa masing-masing, keempat jenazah diiringi lantunan kalimat tauhid sebelum diberangkatkan ke tempat peristirahatan terakhir di pemakaman desa.
Menurut M. Zainul Qomar, hingga Rabu (8/10/2025), tercatat sebanyak 10 santri asal Bangkalan menjadi korban meninggal dunia dalam tragedi ambruknya Musala Al Khoziny Buduran Sidoarjo.
“Lima santri sebelumnya tersebut sudah dimakamkan di Blega, dua di Kamal, satu di Tragah, satu di Modung, dan satu di Tanjung Bumi,” tutupnya. (Moch. Sahid)
Editor : JTV Madura