Fenomena sulitnya mencari pekerjaan di Indonesia bukan hal baru. Pertumbuhan angkatan kerja yang lebih cepat dibanding ketersediaan posisi, persaingan ketat, serta keterampilan yang tidak selalu sesuai kebutuhan pasar membuat banyak orang akhirnya bekerja di sektor informal atau di luar bidang keahlian.
Kondisi ini menjadi tantangan besar bagi Generasi Z (Gen Z), kelompok yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Sebagai generasi yang tumbuh di tengah kemajuan teknologi dan media sosial, mereka memasuki dunia kerja dengan ekspektasi unik. Gen Z mendambakan lingkungan kerja yang fleksibel, mendukung kesehatan mental, dan memberikan ruang untuk pengembangan diri. Sayangnya, idealisme ini sering kali berbenturan dengan realitas dunia kerja di Indonesia yang masih kaku.
Di tengah tantangan ini, wirausaha dan pekerjaan berbasis digital muncul sebagai alternatif yang menjanjikan. Namun, banyak dari Gen Z yang justru ragu untuk melangkah. Hambatan terbesar mereka seringkali bukan modal, melainkan mental. Pola pikir yang terjebak dalam rasa takut dan gengsi menjadi penghalang utama.
Beberapa penyebab kekhawatiran ini antara lain:
Baca Juga : Cantiknya Cake Natal Berbentuk Topi Rajut Hingga Rumah Bersalju
Padahal, potensi ekonomi dari ide-ide kreatif Gen Z sangatlah besar. Agar gagasan cemerlang tidak hanya berhenti di angan-angan, berikut adalah beberapa langkah praktis untuk mengubah pola pikir dan mulai beraksi:
Pada akhirnya, ide dan kreativitas yang melimpah hanya akan bermakna jika disertai keberanian untuk mengeksekusinya. Dengan mengatasi hambatan mental seperti gengsi dan rasa takut, ide yang awalnya hanya tersimpan di catatan ponsel bisa menjadi penggerak ekonomi yang nyata. (Fadillah Putri Pri Utari)
Baca Juga : Jelang Natal dan Tahun Baru Harga Sembako di Gresik Naik
Editor : M Fakhrurrozi