Setelah dunia sempat diguncang pandemi Covid-19 pada 2019 yang menelan jutaan korban jiwa, kini masyarakat dihadapkan pada lonjakan kasus influenza yang mulai memenuhi sejumlah rumah sakit di Jakarta. Pasien dengan gejala demam, batuk, pilek, dan sesak napas dilaporkan terus bertambah dalam beberapa pekan terakhir.
Kondisi ini diperparah oleh perubahan cuaca ekstrem di Ibu Kota — suhu panas yang menyengat di siang hari dan kelembapan tinggi di malam hari menciptakan lingkungan ideal bagi virus berkembang biak. Rata-rata suhu udara tercatat mencapai di atas 38 derajat Celcius, membuat daya tahan tubuh masyarakat menurun.
Kasus di Jakarta Terus Meningkat
Menurut data Kementerian Kesehatan, kasus influenza di Indonesia meningkat hingga 38 persen pada awal Oktober 2025. Lonjakan serupa juga dilaporkan di Singapura dan Malaysia, yang mengalami pola musim hampir sama.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat adanya peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sejak Juli hingga Oktober 2025. Total keluhan gejala mirip Covid-19 bahkan mendekati dua juta kasus. Kondisi ini dinilai masih dalam pola tahunan, namun perlu diwaspadai karena berdampak pada produktivitas masyarakat dan risiko komplikasi kesehatan.
“Kenaikan ini memang karena keadaan alam, mudah-mudahan akhir Oktober sudah kembali normal. Tapi yang penting, jangan sampai menimbulkan penyakit serius seperti demam, ISPA, atau flu yang kini sedang meningkat di Jakarta dan Indonesia,” ujar Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.
Kemenkes: Virus Influenza A Dominan
Kementerian Kesehatan melalui sistem Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) serta surveilans Influenza Like Illness (ILI) dan Severe Acute Respiratory Infection (SARI) mencatat peningkatan signifikan kasus flu dalam beberapa minggu terakhir.
Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, “Tren kasus influenza di Indonesia pada minggu ke-38 meningkat menjadi 38 persen, dengan subtipe virus yang dominan adalah influenza A.”
Kemenkes mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, menjaga daya tahan tubuh, serta melakukan vaksinasi influenza, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, ibu hamil, dan penderita penyakit kronis.
Influenza vs Covid -19
A. Influenza
Penyebab virus influenza A dan B
Inkubasi: 1-4 hari
Gejala Utama: demam tinggi, batuk kering, sakit kepala, nyeri otot dan letih
Kadar Penularan: cepat dan singkat
Komplikasi: Radang Paru dan serang penyakit kronik seperti jantung dan asthma
B. Covid-19
Masa inkubasi: 2-14 hari
Gejala Utama: Demam, batuk berdahak, kejang, tidak berbau dan rasa sakit seluruh tubuh. Penularan lebih mudah dan lama tanpa gejala.
Komplikasi : kerusakan paru, pembekuan darah .kegagalan organ long covid memanjang
Langkah Pencegahan
1. Lakukan vaksinasi influenza setiap tahun.
2. Hindari kontak dekat dengan orang yang sedang sakit.
3. Cuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik.
4. Hindari menyentuh wajah (mata, hidung, dan mulut) sebelum mencuci tangan.
5. Gunakan tisu sekali pakai saat batuk atau bersin, lalu buang ke tempat sampah tertutup.
6. Bersihkan dan disinfeksi permukaan benda yang sering disentuh, seperti gagang pintu, meja, dan ponsel.
7. Perkuat daya tahan tubuh dengan pola makan bergizi, minum air cukup, serta istirahat yang memadai.
Tetap Waspada di Musim Tak Menentu
Perubahan iklim ekstrem yang melanda Jakarta tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga memicu penurunan imunitas dan mempercepat penyebaran penyakit menular. Dengan disiplin menjaga kesehatan dan kebersihan, masyarakat diharapkan dapat mengurangi risiko tertular influenza dan komplikasinya.
RobertoNews | 18 Oktober 2025 (11.00 WIB)
Dr. dr. Robert Arjuna FEAS
– Praktisi Dokter & Penulis Ilmu Kesehatan
Editor : Iwan Iwe