TUBAN - Banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo dan Kali Kening merendam tujuh kecamatan di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, sejak Senin (19/5/2025) pagi. Ribuan rumah warga dan sebagian badan jalan tergenang air bercampur lumpur, memaksa warga mengevakuasi barang-barang berharga ke tempat lebih tinggi.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban, kecamatan yang terdampak banjir luapan Bengawan Solo meliputi Kecamatan Soko, Rengel, Widang, dan Plumpang. Sementara banjir akibat luapan Kali Kening terjadi di Kecamatan Kenduruan, Bangilan, dan Parengan.
Sudarmaji, Kalaksa BPBD Tuban menjelaskan bahwa banjir yang merendam beberapa kecamatn di Kabupaten Tuban meruapak luapa dari dua sungai yang ada di kabupaten tersebut.
“Di kabupaten tuban ada dua kecamatan terdampak banjir pertama banjir luapan di Bengawan Solo yang terdampak di wilayah kecamatan Soko, Rengel, Widang dan Plumpang. Kemudian yang kedua adalah banjir luapan Kali Kening terjadi di wilayah kecamatan Kenduruan, Bangilan dan Parengan,” tutur Sudarmaji.
Kondisi terparah salah satunya terjadi di Desa Tawaran, Kecamatan Kenduruan, di mana volume air terus meningkat sehingga warga harus menyelamatkan barang berharga serta hewan ternak mereka. Petugas gabungan dari BPBD, Tim Reaksi Cepat (TRC), Pusdalops, dan relawan diterjunkan untuk membantu evakuasi dan penanganan darurat.
Sudarmaji menjelaskan, banjir ini dipicu oleh curah hujan tinggi yang terjadi di wilayah hulu Jawa Tengah. Menurut BMKG, fenomena ini terjadi akibat pola cuaca kemarau basah yang menyebabkan intensitas hujan masih cukup tinggi meski sudah memasuki musim kemarau.
“Banjir ini terjadi karena di hulu wilayah Jawa Tengah terjadi curah hujan yang cukup tinggi karena menurut bmkg tahun ini memasuki sebuah musim bernama kemarau basah. namun saya mohon kepada petani untuk terus meng update waktu dimana pola yang sudah berubah cuaca yang sudah berubah harus diikuti dengan perhitungan yang berubah juga,” pungkasnya.
Hingga kini, belum diketahui secara pasti jumlah kerugian akibat banjir tersebut. Petugas masih terus melakukan penanganan dini serta membantu warga membersihkan sisa-sisa lumpur di wilayah yang airnya mulai surut. BPBD juga mengimbau masyarakat, terutama petani, untuk terus memperbarui informasi cuaca agar dapat menyesuaikan pola tanam dan mitigasi risiko bencana. (Alfi Damayanti)
Editor : M Fakhrurrozi