TULUNGAGUNG - Di tengah musim kemarau panjang, masyarakat Desa Pelem, Kecamatan Campurdarat, Tulungagung, menggelar ritual unik yang dikenal sebagai Manten Kucing. Dalam tradisi turun-temurun ini, sepasang kucing dibawa layaknya sepasang pengantin dan dimandikan di aliran Sungai Coban Kromo, lokasi yang dianggap sakral oleh masyarakat setempat.
Dengan penuh khidmat, masyarakat dan perangkat desa mengikuti prosesi yang telah diwariskan dari leluhur ini. Kucing-kucing yang dibawa kemudian dimandikan dengan air bunga di sungai yang tengah mengering, melambangkan doa kepada Tuhan agar hujan segera membasahi desa.
Kepala Desa Pelem, Mujialam, menjelaskan bahwa ritual Manten Kucing ini sudah menjadi bagian dari tradisi turun-temurun dan dilaksanakan saat kemarau panjang melanda desa. Tahun ini, kemarau dirasa sangat parah, hingga Sungai Coban Kromo benar-benar mengering.
“Ini merupakan tradisi turun temurun untuk memandikan kucing sebagai simbol permohonan hujan, dengan prosesi ini diharapkan hujan segera turun karena aliran sungai untuk mengairi sawah sudah banyak yang kering,” ungkap Mujialam, Minggu (10/11/2024).
Usai ritual memandikan kucing, acara dilanjutkan dengan kenduri atau selamatan, dipimpin oleh sesepuh adat. Kenduri ini diikuti oleh warga desa sebagai bentuk syukur dan harapan agar desa mereka segera terhindar dari kekeringan.
Kini, ritual Manten Kucing tak hanya menjadi tradisi sakral, tetapi juga daya tarik wisata budaya, yang menarik ratusan pengunjung untuk datang dan menyaksikan prosesi unik ini. Ritual Manten Kucing mengingatkan kita pada kearifan lokal yang penuh makna dan harapan.(Agus Bondan/Selvina Apriyanti)
Editor : Iwan Iwe