SURABAYA - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Shangri-La, Surabaya, 14 hingga 17 Mei 2025.
Rakernas bertema Soliditas Gapki dalam Menghadapi Tantangan Nasional dan Global untuk Mewujudkan Indonesia Emas dibuka langsung Kepala Staf Umum (Kasum) TNI, Letjen TNI Richard Tampubolon. Turut hadir Ketua Umum Gapki Eddy Martono dan jajaran pengurus Gapki Pusat hingga daerah.
Ketua Umum Gapki Eddy Martono menyampaikan bahwa dalam agenda Rakernas dibahas berbagai usulan program kerja dari seluruh cabang Gapki serta pemaparan rencana kerja nasional untuk periode 2025–2026.
"Rakernas ini bertujuan untuk membahas program kerja. Tapi, yang utama meningkatkan produktivitas kelapa sawit di tengah dalam menghadapi tantangan global serta mendukung visi Indonesia Emas 2045," ujar Eddy kepada portaljtv.com, Kamis (15/5/2025),
Baca Juga : Wisata Air Panas Gambiran Pacet Dipadati Pengunjung di Hari Kedua Lebaran
Eddy menambahkan peningkatan produktivitas kelapa sawit menjadi pekerjaan rumah karena konsumsi dalam negeri meningkat.
“Saat ini, kondisi kita stagnan, sementara konsumsi meningkat. Selain itu, kondisi luar negeri, salah satunya perang India dan Pakistan juga menjadi persoalan karena keduanya importir terbesar. India nomer dua dan Pakistan nomer tiga,” paparnya.
Selain itu, lanjutnya, tata kelola hutan juga menjadi perhatian dalam Rakernas ini.
Baca Juga : Kali Lamong Meluap, Ratusan Rumah di Dawarblandong Mojokerto Terendam Banjir
“Untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit, yang harus dibenahi adalah tata kelola hutan. Jangan sampai meningkatkan produktivitas sawit terhambat dengan kebijakan,” paparnya.
Eddy mengungkapkan semua permasalahan sudah disampaikan kepada Pemerintah. Pihaknya berharap ada solusi dari Pemerintah.
Baca Juga : Jalani Gladi Bersih, Gus Barra dan dr Rizal Siap Dilantik sebagai Bupati-Wakil Bupati Mojokerto
“Solusi dari Pemerintah ini penting, apalagi Presiden Prabowo Subianto menekankan Swasembada Energi. Kalau produksi stagnan, tentu saja maka akan sulit merealisasikannya,” tuturnya.
Berdasarkan data GAPKI, produksi kelapa sawit tahun lalu turun 3,8 persen dari 54,84 juta ton pada 2023 menjadi 52,76 juta ton di tahun 2024. Padahal, konsumsi minyak sawit domestik terus meningkat. Tahun lalu, konsumsi domestik meningkat 2,78 persen dari 23,21 juta ton pada 2023 menjadi 23,86 juta ton pada 2024.
Sementara ekspor turun di kisaran 27 juta ton. Padahal, biasanya ekspor produk kelapa sawit bisa mencapai 32 juta - 33 juta ton.
Baca Juga : Mayat Pria Tanpa Kepala Ditemukan di Saluran Irigasi Jombang
“Kenapa ekspor turun, karena konsumsi dalam negeri naik,” tambahnya.
Sementara itu, Mona Surya, Bendahara Umum Gapki, berharap Pemerintah memberikan kepastian usaha kepada pelaku usaha kelapa sawit.
Baca Juga : Korsleting Listrik, Rumah Kontrakan di Jojoran Surabaya Ludes Terbakar
“Harapan pelaku usaha kelapa sawit ini, Pemerintah memberikan kepastian usaha sehingga tidak ada gangguan-gangguan saat ini, sehingga bisa menjaga pekerja dari ancaman PHK,” harapnya. (*)
Editor : M Fakhrurrozi