TRENGGALEK - Sepanjang tahun 2025, upaya konservasi penyu di Pantai Taman Kili-Kili menunjukkan hasil yang signifikan. Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Kili-Kili berhasil menyelamatkan lebih dari 12.600 telur penyu. Dari jumlah tersebut, sekitar 12.400 tukik (anak penyu) berhasil ditetaskan dan siap dilepasliarkan ke laut.
"Meski demikian, jumlah ini fluktuatif setiap tahun karena sangat dipengaruhi kondisi alam," jelas Ari Gunawan, Ketua Pokmaswas Pantai Taman Kili-Kili.
Kendati angka penyelamatan tinggi, kesuksesan konservasi di pantai ini tidak lepas dari tantangan. Kawasan ini masih menghadapi kendala akses jalan yang sempit, sehingga menyulitkan kendaraan besar untuk menjangkaunya. Pengelola berharap pemerintah daerah dapat membantu perbaikan akses guna meningkatkan kenyamanan wisatawan.
Tidak hanya berfokus pada penyelamatan satwa, Pokmaswas Kili-Kili juga mengembangkan kawasan tersebut sebagai destinasi wisata edukasi. Program khusus dirancang untuk anak-anak mulai dari tingkat TK hingga SD. Mereka diajak bermain, belajar menanam pohon, hingga praktik langsung menjaga kebersihan pantai.
"Tujuannya untuk menanamkan kepedulian terhadap lingkungan sejak dini," tambah Ari Gunawan.
Untuk menunjang kenyamanan pengunjung, fasilitas umum seperti kamar mandi, musala, dan area bersantai telah tersedia. Bahkan, dalam waktu dekat, pengelola juga sedang menyiapkan fasilitas glamping (kemewahan berkemah) yang dapat dimanfaatkan wisatawan di luar musim penyu bertelur.
Upaya masyarakat lokal dalam menyelamatkan penyu di Pantai Taman Kili-Kili telah membuahkan hasil nyata. Namun, agar konservasi ini dapat bertahan dan berkembang di masa depan, dukungan berkelanjutan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat luas tetap sangat diperlukan. Perbaikan infrastruktur menjadi salah satu kunci untuk membuka potensi wisata edukasi yang lebih besar sekaligus menjaga kelestarian ekosistem pantai. (Simon Bagus)
Editor : JTV Kediri




















