SURABAYA - Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) bersama mitra kerja Badan Gizi Nasional (BGN) sosialisasikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Mulyorejo Sabtu, (3/5/2025).
Kegiatan sosialisasi di Gedung Serbaguna Labansari ini diikuti 300-an peserta. Sosialisasi dilakukan Anggota Komisi IX DPR RI Indah Kurnia, Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya M. Eri Irawan, dan Tenaga Ahli BGN Imam Bachtiar Farianto.
Dalam sambutannya,Indah Kurnia menyampaikan paparan dan sasaran program Makan Bergizi Gratis. Menurutnya, program MBG merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan gizi dan mengurangi kasus stunting di masyarakat.
“Program MBG tidak hanya untuk mengurangi pravelensi stunting di bidang kesehatan masyarakat. Tetapi juga berdampak besar terhadap asfek lainnya, seperti sirkular ekonomi rakyat mulai dari hulu-hilir, membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan SDM yang unggul dan berkuwalitas untuk generasi emas masa akan datang,” tutur Indah Kurniawati.
Baca Juga : Dapur Makan Bergizi Gratis Senilai Rp 1,5 M Bakal Beroperasi di Mojoagung Jombang
Mengenai dapur sehat, lanjutnya, sampai saat ini masih belum ada dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di daerah Mulyorejo. Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan akan berdiri dapur sehat di wilayah Mulyorejo.
“Maka untuk mempercepat pembangunan titik SPPG, diperlukan kolaborasi dan tindak lanjut serta keseriusan forkopimda, forkopimcam. Terkait dengan hal ini untuk penentuan segera lokasi titik dan pembangunan dapur SPPG di masing-masing daerah atau wilayah, agar dapat dengan lebih cepat untuk membantu peningkatan sirkular ekonomi, pengurangan angka pengangguran, serta terpenuhinya kecukupan Gizi masyarakat,” terang Indah.
Baca Juga : Program Makan Bergizi di Madiun Layani 51 Ribu Anak, Warga Lokal Akan Dilibatkan
Selain itu, Indah Kurniawati juga mengarahkan forkopimda, forkopimcam agar terus bergerak, dengan salah satunya yaitu menghitung jumlah calon penerima manfaat (peserta didik dan non-peserta didik) lalu memetakan jumlah dapur yg dapat terbangun di wilayahnya. Demikian juga untuk segera mempersiapkan koperasi dan BUMDES sebagai suplai bahan baku program MBG
Sementara itu Tenaga Ahli BGN, Imam Bachtiar Farianto, memberikan penjelasan terkait program BGN, yaitu mulai visi-misi presiden dan wakil presiden Prabowo-Gibran menuju Indonesia Emas 2045.
“Program Makan Bergizi Gratis diprioritaskan bagi peserta didik (PAUD, SD, SMP, dan SMA) serta peserta non-didik, seperti balita, ibu hamil, dan ibu menyusui, guna memenuhi kebutuhan gizi mereka agar tumbuh sehat, menjadi generasi penerus bangsa, dan berkontribusi dalam pencapaian Generasi Emas 2045,” jelas Imam Bachtiar.
Baca Juga : Pemerintah Kota Madiun akan Gandeng Masyarakat Sekitar untuk Sukseskan MBG
Bahan pangan yang digunakan akan dipasok dari wilayah sekitar, melalui pembelian dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), koperasi, atau langsung dari petani dan peternak, guna meningkatkan kesejahteraan serta mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
Hingga saat ini, sebanyak 8 SPPG telah aktif beroperasi melayani peserta penerima manfaat di Kota Surabaya.
Lebih lanjut, Imam juga mengajak bagi masyarakat yang berminat menjadi mitra Badan Gizi Nasional, untuk segera mendaftar yang hanya dapat dilakukan secara resmi hanya melalui situs resmi bgn.go.id.
Baca Juga : MBG Tetap Berjalan, Menu Bergizi Disesuaikan Selama Ramadan
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya M. Eri Irawan menyampaikan Kasus stunting di Surabaya menunjukkan penurunan signifikan, dari 28,9% pada tahun 2021 menjadi 4,8% pada 2022, lalu menurun kembali menjadi 1,6% pada 2023.
“Berdasarkan data terakhir yang kami peroleh, angkanya kini telah mencapai 1,2%. Harapannya, dengan adanya program makan bergizi gratis, angka stunting dapat terus ditekan hingga mencapai nol,” ungkap M. Eri Irawan.
Pemerintah Kota surabaya terus berkomitmen untuk menurunkan angka stunting melalui berbagai program salah satunya program Makan Bergizi Gratis. Sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya diharapkan dapat mempercepat penurunan angka stunting di kota Surabaya. (*)
Editor : M Fakhrurrozi