SURABAYA - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Prof. Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed meresmikan Center for Impactful Innovation (CII) kluster edukasi digital Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) pada Selasa (10/6/2025).
Peresmian ini menjadi momen penting bagi UM Surabaya dalam mengukuhkan posisinya sebagai perguruan tinggi yang berkomitmen terhadap pengembangan inovasi digital dan solusi berdampak bagi masyarakat sesuai dengan visi transformasi pendidikan yang diusung Kementrian Mendikdasmen tentang deep learning dan sebagai mitra strategis menjadi kampus berdampak.
Dalam kesempatan ini, Prof Muti mengapresiasi adanya program ini. Ia menerangkan bahwa program ini menunjukkan inovasi bagaimana riset-riset yang dilakukan oleh para dosen memiliki dampak yang positif dalam pengembangan kualitas pembelajaran.
"Pentingnya semangat dan inovasi, Inovasi menjadi DNA Muhammadiyah. Muhammdiyah dibuat inovasi dan gagasan gagasan baru sesuai relevansi," ujarnya, Selasa (10/6/2025).
Baca Juga : 136 Pejabat Struktural UM Surabaya Dilantik, Rektor Beri 3 Target yang Harus Dicapai
Melalui gerakan kampus berdampak dan CII yang dicetuskan UM Surabaya, diharapkan masyarakat memenuhi aspirasi masyarakat. Menurut Prof Mu’ti pendidikan harus menjadi Agent of Change. Sehingga harus berani melampaui waktunya. Walaupun pada konteks tertentu tidak mudah dilakukan.
Misalnya, contoh Prof Muti, dalam pembaharuan Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan mendirikan SD Muhammadiyah.
"Kebijakan dan inovasi Ini melampaui kehendak masyarakat. Artinya KH Dahlan memahami persoalan yang terjadi di masyarakat. Yang akar masalahnya ada di pendidikan," terangnya.
Baca Juga : Mundakir Resmi Dilantik Sebagai Rektor UM Surabaya Periode 2024-2028
Hal ini berkaca pada keberadaan sekolah ala Belanda dan sekolah ala pendidikan pesantren. Adanya kedua perbedaan sistem pendidikan ini, memunculkan persoalan sebagian murid anti agama dan sebagian lagi terlalu mendalami agama. Sehingga terjadi skat dan diskriminasi sosial yang muaranya pendidikan. Apalagi Belanda mengeluarkan kebijakan sekolah berkasta.
"Kemudian KH Ahmad Dahlan mengenalkan sekolah dan mendirikan madrasah dengan menggabungkan pesantren dan ilmu modern. Ada tiga Aspek dalam mendirikan lembaga pendidikan tersebut. Meliputi lembaga baru, kurikulum (ilmu agama dan ilmu umum), tajdid pembelajaran di mana murid bisa berinteraksi langsung dengan guru. Dengan menjelaskan persoalan berbasis integratif dan kontekstual,"jabarnya.
Rektor UM Surabaya Mundakir mengatakan, bahwa UM Surabaya melalui Lembaga Riset, Inovasi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (LRIPM), menghadirkan Center for Impactful Innovation (CII) sebagai wujud komitmen perguruan tinggi dalam mengembangkan inovasi yang berdampak langsung bagi masyarakat.
Baca Juga : Survei PUSAD UMSurabaya: 54,8% Masyarakat Jatim Terima Uang dari Paslon
“CII menjadi wadah kolaboratif lintas disiplin antara dosen, mahasiswa, dan mitra eksternal yang berfokus pada pengembangan solusi konkret, berbasis riset dan teknologi,” imbuhnya.
Mundakir menjelaskan bahwa semua produk yang dipamerkan hari ini merupakan riset dosen dan mahasiswa yang didanai oleh Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), BIMA Kemendiktisaintek juga Riset Muhammadiyah.
Lebih lanjut, Mundakir mengatakan dalam peluncuran perdana ini, UM Surabaya memperkenalkan salah satu klaster unggulan CII, yaitu CII Edukasi Digital, yang berperan dalam pengembangan media dan alat bantu pembelajaran digital.
Baca Juga : Tulis Pesan untuk Presiden di Payung, Mahasiswa Baru UM Surabaya Pecahkan Rekor Muri
“Klaster ini menjadi respon terhadap tantangan peningkatan mutu, aksesibilitas, dan inklusivitas pendidikan, khususnya pada jenjang dasar,”imbuhnya.
Ia berharap pusat inovasi ini dapat menjadi motor penggerak lahirnya solusi kreatif yang tidak hanya kompetitif secara teknologi, tetapi juga relevan secara sosial.
Sebagai bagian dari peresmian, digelar pula pameran inovasi yang menampilkan lebih dari 12 produk digital hasil karya dosen dan mahasiswa dari berbagai fakultas. Produk-produk yang dipamerkan mencakup aplikasi pendidikan, perangkat kesehatan digital, sistem informasi, edukasi sadar ekologi dan gender.
Baca Juga : Wisuda ke-51 Universitas Muhammadiyah Surabaya Kado Terakhir Rektor Sukadiono
*Berikut aplikasi yang dipamerkan dan deskripsi singkat*
1.Ekofem Edu Platform edukasi anak berbasis kesetaraan gender dan ekologi, dilengkapi e-modul, storytelling, dan simulasi VR interaktif.
2 .Bioferment AR Media pembelajaran bioteknologi fermentasi menggunakan teknologi Augmented Reality untuk visualisasi proses secara nyata.
3.Jagarasa App (Jaga Anak dari Kekerasan Seksual) Aplikasi edukasi pencegahan kekerasan seksual untuk anak dan orang tua (parents collaborative).
4.BOIM Sang Pemadam Api Game edukasi tentang mitigasi kebakaran berbasis cerita anak, mengajarkan respons tanggap darurat secara menyenangkan.
5.Platform Kuis Edu Berbasis AI Sistem evaluasi belajar interaktif yang mengadaptasi tingkat kesulitan soal secara otomatis sesuai performa siswa.
6.LegendARy Aplikasi cerita rakyat berbasis AR yang menghidupkan legenda daerah dengan visual 3D, untuk pembelajaran budaya dan bahasa.
7.E-Como Komik digital edukatif untuk anak usia dini, mengajarkan nilai sadar ekologi dengan pendekatan pembiasaan (based of daily activites)
8.SpecialEdu Platform pembelajaran inklusif untuk anak berkebutuhan khusus, dilengkapi fitur audio-visual adaptif dan aksesibilitas tinggi.
9.GenC Platform edukasi cegah stunting, berisi beragam e modul, pengukuran tumbuh kembang anak ideal
10.VR-Jafstories Pengalaman belajar berbasis Virtual Reality untuk No Nama Produk Deskripsi Singkat mengenal profesi masa depan melalui alur cerita petualangan siswa.
11.Jelajah Surabaya Aplikasi edukasi sejarah dan budaya kota Surabaya berbasis geo-location dan tantangan interaktif.
12.Geometri Maze Adventure Game petualangan matematika yang mengasah logika dan pemahaman geometri dasar melalui teka-teki labirin. (*)
Editor : M Fakhrurrozi