SURABAYA - Mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur yang tergabung dalam Kelompok KKN 120 menggelar pelatihan pembuatan pupuk organik dari limbah jamur di RW 03 Kelurahan Gayungan, Surabaya. Kegiatan yang berlangsung pada Minggu, 6 Juli 2025 ini mendapat sambutan antusias dari kelompok tani dan karang taruna setempat.
Pelatihan ini menjadi solusi atas banyaknya limbah baglog dari budidaya jamur tiram yang selama ini belum dimanfaatkan. Lewat program ini, mahasiswa mengajarkan cara mengolah limbah jamur, kulit pisang, dan daun kering menjadi pupuk organik ramah lingkungan.
"Tujuan utama kami adalah mengurangi limbah budidaya jamur tiram, sekaligus menghasilkan pupuk organik yang ramah lingkungan dan bernilai guna," jelas Yurdien Dellan Riesnawa, Ketua Kelompok KKN 120.
Inisiatif ini menunjukkan komitmen mahasiswa dalam memberi dampak nyata bagi masyarakat serta mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 8 tentang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, serta poin 11 tentang kota dan komunitas berkelanjutan.
Dalam sosialisasi tersebut, mahasiswa mengajarkan cara mengubah limbah-limbah tersebut menjadi pupuk berkualitas. Bahan-bahan utama yang digunakan meliputi limbah baglog jamur tiram, daun kering, kulit pisang, molase, dan aktivator EM4.
Proses pembuatannya pun relatif sederhana dan mudah diikuti; dimulai dari pencacahan bahan, dilanjutkan dengan pencampuran, kemudian fermentasi anaerob selama sekitar 14-21 hari, diikuti pengadukan rutin, dan terakhir pengemasan. Pupuk organik ini nantinya bisa digunakan untuk tanaman pekarangan, kebun komunitas, dan media tanam budidaya jamur itu sendiri.
Ketua RW 03 Gayungan, Indrawati, mengaku bersyukur atas program ini. “Awalnya kita tidak tahu, jadi tahu. Sangat bermanfaat, apalagi untuk ibu rumah tangga. Limbah jamur selama ini hanya dibuang, ternyata bisa jadi pupuk,” ujarnya.
Dosen Pembimbing Lapangan Kelompok KKN 120, Augustin Mustika Chairil, S.Ikom., MA, menyebut kegiatan ini relevan dengan SDGs.
"Kami ingin mahasiswa tidak hanya belajar di kampus, tetapi juga terjun langsung ke masyarakat. Ketika kalian punya informasi tentang pengelolaan pupuk ini, sangat berguna bagi masyarakat yang ternyata belum tahu," ujarnya.
Ia melihat KKN 120 berhasil memberikan dampak signifikan dan positif bagi masyarakat Gayungan.
"Harapan saya, kegiatan ini bisa meninggalkan sesuatu yang bermanfaat dan berkelanjutan, serta mengangkat ekonomi, dan meninggalkan kesan yang baik bagi masyarakat di Gayungan," imbuhnya.
Program ini diharapkan tak hanya berhenti sebagai pelatihan, tapi juga berlanjut sebagai gerakan mandiri warga dalam mengelola limbah dan meningkatkan potensi ekonomi lokal. (*)
Editor : A. Ramadhan