SURABAYA - Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dituntut untuk beradaptasi agar mampu bersaing di pasar yang semakin kompetitif. Kehadiran internet, media sosial, dan berbagai platform digital kini menjadi sarana penting untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan daya saing produk.
Digitalisasi tak hanya mendukung promosi, tetapi juga mencakup manajemen usaha, layanan pelanggan, hingga transaksi. Karena itu, keterampilan digital seperti membuat konten promosi, mengelola akun media sosial, dan mendaftarkan usaha di Google Maps menjadi kebutuhan dasar yang harus dikuasai pelaku UMKM.
Melihat pentingnya hal tersebut, lima mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi-Almamater Wartawan Surabaya (STIKOSA-AWS) menggelar pelatihan digital bagi pelaku UMKM di Kampung Kue,Surabaya. Kelima mahsiswa tersebut adalah Fransiskus Tiko Pranata (Ketua), Shakuntala Putri Irawan (Wakil ketua), Melani Afrilia (Sekretaris), Halimatu Sa’diyah (Dokumentasi), dan Anggarina Ragil Febrianingrum (Bendahara).
Mereka didampingi Dosen Pembimbing Lapangan Yunita Indinabila, S.Sos., M.I.Kom. Respons positif pun disampaikan oleh Yunita setelah melihat rencana kegiatan yang dirancang mahasiswa.
"Program ini bagus. Saya sempat ragu ketika kalian memilih Kampung Kue, karena kampung itu sudah cukup maju. Tapi setelah saya membaca proposalnya, ternyata kalian sudah memikirkan semuanya dengan matang," ujar Yunita.
Pelatihan dalam rangka program Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini berlangsung selama 43 hari, setiap Sabtu dan Minggu pukul 15.00–17.00 WIB. Kegiatan ini diikuti sekitar delapan produsen kue tradisional di Kampung Kue.
Materi yang diberikan mencakup 11 topik dalam 5 pertemuan, di antaranya editing foto dengan Canva, teknik pengambilan gambar produk, pembuatan konten promosi, editing video dengan CapCut, membuat caption menggunakan ChatGPT, mendaftarkan usaha ke Google Maps, hingga simulasi penjualan melalui media sosial.
Penggagas Kampung Kue, Choirul Mahpuduah menyambut program tersebut dengan antusias.
"Kami memang butuh program yang seperti ini karena sebelumnya belum pernah ada pelatihan digital marketing seperti ini," ujar Ibu Choirul.
Antusiasme para ibu-ibu peserta terlihat sejak awal pelatihan hingga sesi terakhir. Mereka aktif bertanya, mencatat, dan langsung mempraktikkan materi yang diberikan, mulai dari membuat konten promosi hingga mendaftarkan usaha ke Google Maps.
Pelatihan ini membuka wawasan baru dan memberi rasa percaya diri dalam memasarkan produk secara online. Mereka berharap pelatihan tak berhenti sampai di sini dan bisa berlanjut dengan materi yang lebih mendalam, agar keterampilan digital mereka terus berkembang. (Melani Afrilia)
Editor : A. Ramadhan