TUBAN - Bagi para musafir yang bepergian jarak jauh, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) bukan hanya sekadar tempat mengisi bahan bakar. Di balik aktivitas kendaraan yang hilir mudik, ada satu fasilitas yang kerap jadi penyelamat perjalanan: musala SPBU, yang akrab dijuluki “Hotel Merah Putih.”
Istilah itu muncul karena banyak pelancong yang memanfaatkan musala SPBU untuk beristirahat, bahkan tidur sejenak tanpa dipungut biaya. Ruang ibadah yang umumnya lapang, bersih, dan dekat dengan petugas membuat musala menjadi persinggahan favorit saat rasa kantuk menyerang di perjalanan.
Tempat Aman untuk Rehat di Perjalanan Panjang
Bagi para pengemudi yang menempuh perjalanan belasan hingga puluhan jam, musala SPBU menjadi tempat ideal untuk mengembalikan tenaga. Fasilitas yang terang, tersedia tempat wudu, serta lokasinya yang berada di area ramai membuatnya terasa aman.
Baca Juga : Pertamina Perkuat Komitmen CSR di Tuban: Lingkungan Pulih, Ekonomi Tumbuh, Keluarga Berdaya
“Kalau perjalanan malam dan mulai ngantuk, saya lebih memilih berhenti di musala SPBU. Bisa salat, cuci muka, dan tidur sebentar tanpa dipungut biaya,” ujar Fajar, pengendara asal Lamongan yang kerap melewati jalur Pantura Tuban.
Gratis dan Terbuka untuk Semua
Tak ada tarif, tak ada tiket masuk. Musafir bebas beristirahat selama tetap menjaga ketertiban dan menghormati aktivitas ibadah. Beberapa musala bahkan dilengkapi karpet tebal, kipas angin, hingga colokan listrik—layaknya “akomodasi” sederhana namun nyaman.
Baca Juga : Berjalan Tiga Bulan, Sekolah Rakyat di Tuban Jadi Harapan Anak Putus Pendidikan
Tambahan kamera CCTV di sejumlah SPBU juga menghadirkan rasa aman bagi musafir yang singgah.
Solusi Penginapan Hemat
Bagi pelancong dengan anggaran terbatas, musala SPBU menjadi “penyelamat dompet”. Selain menghemat biaya perjalanan, fasilitas ini membantu mengurangi risiko berkendara dalam kondisi mengantuk.
Baca Juga : Unggul 5-1 Dari Persikaba Blora, Persatu Siap Tempur di Liga 4 Provinsi Jatim
“Daripada memaksakan perjalanan saat capek, lebih baik istirahat dua jam. Musala SPBU sangat membantu,” ungkap Mustakim, mahasiswa yang sering bepergian lintas kota dengan sepeda motor.
Tetap Junjung Etika
Meskipun keberadaan musala SPBU sangat membantu, para musafir diingatkan untuk tetap menjaga kebersihan dan tidak mengganggu jamaah yang sedang beribadah. Menggunakan musala untuk tidur adalah bentuk toleransi sosial, bukan fungsi utamanya.
Baca Juga : Miris, Mahasiswi di Tuban Jadi Korban Penipuan Polisi Gadungan Berpangkat AKBP
Fenomena “Hotel Merah Putih” menunjukkan bahwa ruang publik sederhana bisa memberikan dampak besar bagi keselamatan pelancong. Selama digunakan dengan bijak, musala SPBU akan terus menjadi sahabat setia para musafir di perjalanan jauh. (*)
Editor : Iwan Iwe




















