PROBOLINGGO - Nasib miris dialami Sekolah Dasar Negeri (SDN) Warujinggo 2, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo. Selama dua tahun berturut-turut, sekolah ini tidak mendapatkan satu pun murid baru dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB).
Pada SPMB tahun 2025 ini, tak ada siswa yang mendaftar ke SDN Warujinggo 2. Tak hanya kelas 1, kelas 2 dan kelas 5 juga mengalami nasib serupa, yakni tanpa murid. Bahkan, satu-satunya siswa kelas 5 pada tahun sebelumnya telah pindah sekolah, membuat ruang kelas semakin kosong.
Pantauan portaljtv.com di lokasi, ruang kelas 1 terlihat tak berpenghuni. Hanya kursi-kursi kosong dan sisa hasil karya siswa yang masih menempel di dinding.
Total hanya tersisa 15 siswa aktif, yang tersebar di tiga tingkat: kelas 3 sebanyak 6 siswa, kelas 4 sebanyak 5 siswa, dan kelas 6 sebanyak 4 siswa.
Kondisi ini juga membuat para guru prihatin. Meski ruang belajar sepi, empat tenaga pengajar termasuk kepala sekolah tetap menjaga dan membersihkan lingkungan sekolah secara bergiliran setiap harinya.
Kepala SDN Warujinggo 2, Indrati Susilo, menyampaikan bahwa pihaknya sudah melakukan berbagai upaya sosialisasi kepada masyarakat. Namun, letak sekolah yang berada di perbatasan Kota Probolinggo dan dikelilingi banyak sekolah swasta di bawah naungan yayasan pendidikan membuat persaingan semakin berat.
“Sudah dua tahun kami tidak dapat siswa baru. Kami sudah turun ke masyarakat, menyampaikan informasi sekolah, namun tetap belum membuahkan hasil,” ujarnya, Rabu (16/7/2025).
Meski begitu, semangat belajar para siswa yang tersisa tetap tinggi. Vika Anjani, salah satu siswa kelas 6, mengaku sedih belajar dengan sedikit teman. Ia berharap tahun depan lebih banyak anak yang mendaftar ke sekolahnya.
“Kadang merasa sepi, nggak banyak teman main. Semoga tahun depan ada banyak murid baru masuk sini,” harap Vika.
Jika kondisi ini terus berlanjut, SDN Warujinggo 2 terancam tutup. Pemerintah daerah diharapkan segera turun tangan untuk mencarikan solusi agar sekolah negeri ini tetap bisa beroperasi dan memberikan layanan pendidikan bagi warga sekitar. (*)
Editor : M Fakhrurrozi