Pada Kamis, 21 November 2024, telah dilaksanakan debat tunggal Pilwali Surabaya. Disebut tunggal karena tahun ini Surabaya hanya memiliki satu pasangan calon (paslon), yaitu Eri Cahyadi dan Armuji, yang sebelumnya telah menjabat sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya. Dengan tidak adanya pesaing, apakah mereka dapat kembali terpilih untuk periode berikutnya?
Debat kedua ini mengusung tema "Memajukan dan Menyelesaikan Persoalan Daerah". Dalam sambutannya, Eri Cahyadi menyampaikan visi, yaitu "Transformasi Surabaya menuju kota dunia yang maju, humanis, dan berkelanjutan." Sementara itu, Armuji menyoroti misi yang akan dijalankan, seperti memberikan ruang bagi anak-anak milenial untuk mengaktualisasikan ide dan gagasan mereka, mendorong mereka berekspresi sesuai karakter zaman, serta mempromosikan seni lokal ke tingkat internasional.
Subtema dan Jawaban Paslon
Debat kali ini menghadirkan lima subtema berupa pertanyaan yang harus dijawab paslon, yaitu:
1. Membangun lingkungan yang berkelanjutan
2. Kompetensi ketenagakerjaan dan peningkatan SDM
3. Penataan ruang dan integrasi moda transportasi menuju kota dunia
4. Problematika sosial dan potensi budaya lokal
5. Pertumbuhan ekonomi, smart city, dan masyarakat digital
1. Lingkungan Berkelanjutan
Paslon menyampaikan bahwa Surabaya telah mencapai 22% Ruang Terbuka Hijau (RTH) dari total wilayah kota. Mereka juga merencanakan pembangunan hutan kota sebagai langkah lanjutan. Meski industri di Surabaya turut berkontribusi pada pencemaran lingkungan, Eri menegaskan bahwa sektor ini juga membuka lapangan kerja dan mengurangi pengangguran.
2. Kompetensi Ketenagakerjaan dan Peningkatan SDM
Paslon memaparkan upaya pemerintah untuk meningkatkan SDM dengan menggandeng UNESA dalam pengembangan bakat olahraga anak-anak muda. Pemerintah juga memfasilitasi generasi milenial yang ingin mengembangkan potensi mereka di bidang tertentu.
3. Penataan Ruang dan Moda Transportasi
Penataan ruang menjadi salah satu fokus utama dengan merelokasi lahan parkir kendaraan pribadi untuk memperluas jalur pejalan kaki, sepeda, dan transportasi umum. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan, terutama pada jam sibuk.
4. Problematika Sosial dan Potensi Budaya Lokal
Surabaya diakui masih kurang dikenal sebagai kota dengan budaya khas dibandingkan daerah lain. Namun, paslon menjelaskan bahwa budaya Surabaya kerap diperkenalkan melalui kunjungan pejabat, acara penting, dan media sosial.
5. Pertumbuhan Ekonomi dan Smart City
Paslon memaparkan bahwa pelabuhan internasional dan fasilitas kesehatan unggulan di Surabaya menjadi faktor penunjang utama perekonomian. Mereka juga memiliki visi menjadikan Surabaya sebagai superhub yang mendukung Indonesia Timur.
Evaluasi Jawaban Paslon
Meskipun debat ini memberikan gambaran rencana kerja paslon, beberapa jawaban dirasa kurang relevan dengan pertanyaan yang diajukan. Hal ini menimbulkan kebingungan di kalangan masyarakat.
Muncul pertanyaan, apakah masyarakat merasa puas dengan pernyataan paslon? Ataukah masih ada tindakan yang dirasa belum terealisasi? Jawaban dari masyarakat Surabaya akan terlihat melalui hasil pemilu yang akan berlangsung pada Rabu, 27 November 2024 mendatang.
Apakah visi dan misi paslon ini cukup untuk meyakinkan rakyat Surabaya? Mari kita nantikan jawabannya. (*)