KOTA MALANG - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menggelar dua audiensi strategis pada akhir Oktober 2025, yang menegaskan komitmennya untuk memperkuat citra Malang sebagai Kota Pendidikan. Audiensi dengan Dewan Pendidikan dan Rektorat UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menyepakati sejumlah program kolaboratif, mulai dari penguatan budaya tulis bagi pelajar hingga pengabdian masyarakat tematik mahasiswa.
Pertemuan pertama berlangsung pada Jumat (24/10/2025) antara Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, dengan jajaran Dewan Pendidikan Kota Malang. Dalam kesempatan itu, Wali Kota yang akrab disapa Pak Mbois ini menekankan pentingnya menghidupkan kembali budaya menulis di kalangan siswa.

“Di era yang serba instan seperti saat ini, penting bagi kita semua untuk kembali menguatkan budaya menulis. Dari menulis, anak-anak akan diajak untuk berpikir kritis dan analitis, peka terhadap lingkungan, serta visioner,” tegas Wahyu Hidayat.
Baca Juga : Tim UMM Sulap Daun Mangga Jadi Pelapis Telur, Awet Tanpa Ubah Rasa
Gagasan ini merupakan respons positif atas usulan Dewan Pendidikan tentang program "Guru Menulis". Wali Kota mendorong agar budaya ini tak hanya berhenti pada guru, tetapi juga ditularkan kepada para siswa. Selain itu, pembentukan Sekolah Menengah Pertama (SMP) tematik juga menjadi salah satu bahasan utama dalam pertemuan tersebut.
Ketua Dewan Pendidikan Kota Malang, M. Fahazza, dalam audiensinya mengusulkan agar perguruan tinggi di Malang dapat menerapkan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik. Usulan serupa disampaikan langsung oleh Rektor UIN Malang, Prof. Dr. Hj. Ilfi Nur Diana, M.Si., dalam pertemuan terpisah pada Sabtu (25/10/2025).
Prof. Ilfi, yang didampingi jajaran Wakil Rektor dan Kepala LPM, menyatakan kesiapan UIN Malang untuk berkolaborasi dengan Pemkot, termasuk dalam menurunkan mahasiswanya untuk program pengabdian masyarakat di berbagai kelurahan.
Baca Juga : Hanya Mendapat 1 Murid, SDN 1 Kendalrejo tetap Melaksanakan MPLS
Merespon hal ini, Wali Kota Wahyu Hidayat menyambut hangat dan mengungkapkan bahwa konsep KKN Tematik telah ia sampaikan dalam berbagai forum rektor.
“Ini tiada lain agar tidak ada jarak antara perguruan tinggi dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Tujuannya, meminimalisir potensi gesekan dan memastikan masyarakat tidak hanya merasakan dampak ekonomi, tetapi juga mendapat transfer pengetahuan yang konkret dari kampus,” papar Wahyu.
Sebagai model sinergi, Pemkot Malang telah lebih dulu meluncurkan program “Kampus Lingkar Kampung” hasil kolaborasi antara Kecamatan Lowokwaru, Kelurahan Ketawanggede, dan Universitas Brawijaya. UIN Malang pun menyambut antusias dan telah melakukan komunikasi awal dengan Kelurahan Ketawanggede dan Dinoyo untuk mewujudkan "Kampung Bahasa".
Baca Juga : Hari Terakhir SPMB, Pagu 124 Smpn 14 Baru Terisi Separuh, Didominasi Siswa Luar Kota
Pada kesempatan yang sama, UIN Malang juga menyambut positif rencana pengoperasian Bus Trans Jatim, dengan harapan salah satu halternya dapat berada di dekat kampus untuk memudahkan akses mobilitas.
Di kedua audiensi tersebut, Wali Kota Malang menegaskan komitmennya untuk terus menguatkan Kota Malang sebagai kota pendidikan. Salah satu bentuk nyata yang ditekankan adalah pemberian beasiswa bagi mahasiswa asli Kota Malang, sebagai upaya mendukung pemerataan akses pendidikan tinggi yang berkualitas.
Dengan serangkaian kolaborasi ini, sinergi antara Pemerintah, Dewan Pendidikan, dan dunia kampus diharapkan dapat semakin memperkuat fondasi Malang sebagai kota pelajar yang unggul dan berkelanjutan.(Lee)
Editor : JTV Malang



















