KEDIRI - Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono all out turun gunung ke Jatim. Kali ini blusukan ke Desa Kempleng, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri.
Dengan didampingi Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, Bendahara Umum DPP Partai Demokrat Renville Antonio, Anggota DPRD Jatim Subiyanto, SBY menyapa warga desa.
Kedatangan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat disambut antusias warga. Atas sambutan ini, SBY membalas dengan senyuman.
"Terima kasih, sehat ya Bapak Ibu," kata SBY dengan terus memberi senyum hangat.
Baca Juga : SBY Begadang Nobar Wayang Kulit Bersama Warga di Kediri
Dalam kegiatan ini, SBY berbaur dengan warga desa menikmati pagelaran wayang kulit yang menampilkan dalang kondang Ki Rudi Gareng dengan mengambil judul cerita "Tumurune Wahyu godho Wesi inten".
Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak, dalam sambutannya mengatakan SBY merupakan sosok presiden yang selalu memikirkan rakyat dengan program program-program nyata untuk mensejahterakan rakyat,
"Bapak ibu yang guru tentu sekarang sudah dapat serfikasi. Nah itu dirintis di era Pak SBY," ungkap Emil.
Emil juga mengingatkan terkait program dana desa yang Undang Undang Desa yang juga dilahirkan di era SBY, "Jenengan Pak Lurah tentu mengelola dana desa. nah Undang-Undang Desa itu diterbitkan, dilahirkan di era Bapak Susilo Bambang Yudhono, " ungkapnya.
Emil juga sangat bahagia karena SBY berkenan hadir meski acaranya digelar di pelosok desa,
"Biasanya kan di pendopo yang besar, ini desa dan beliau berkenan. Saya ingin datang ke desa, pingin ketemu warga di desa begitu kata Pak SBY. Matur nuwun Pak SBY," kata Emil.
SBY sendiri mengaku sangat senang hadir ke pagelaran Wayang kulit karena SBY selalu cinta pada budaya Indonesia khususnya seni pewayangan. Selain karena juga ingin menyapa kembali masyarakat di Kediri.
"Saya ingin menyapa kembali saudara-saudara saya rakyat Indonesia yang ada di Desa Kempleng Kecamatan Purwoasri Kediri," ungkap SBY saat menyampaikan sambutannya.
Bagi SBY Wayang harus dilestarikan sebagai seni budaya unggulan, yang banyak menceritakan kehidupan manusia refleksi kehidupan masyarakat bangsa dan negara.
"Makanya kita harus hormati para seniman juga dalang-dalang yang terus melestarikan seni pewayangan," tambahnya.
Di tahun Politik, dimana saat sedang berlangsung Pilpres dan Pilleg, SBY juga mengajak masyarakat agar mendoakan Presiden Indonesia mendatang dapat memimpin Indonesia dengan sebaik-baiknya dan mensejahterakan masyarakat.
SBY lantas memberi acuan kepada masyarakat seperti apa seharusnya seorang pemimpin itu sesuai tokoh-tokoh pewayangan.
"Karena saya mencintai rakyat, saat saya mendapatkan amanah dari rakyat, saya selalu ingat nilai nilai pewayangan kalau kamu jadi pemimpin, termasuk seorang presiden harus punya tiga sifat, " ungkap SBY.
Ketiga sifat itu kata SBY yaitu seorang pemimpin harus bersifat pamong ing Jagat,
"Membimbing mengayomi, mencintai rakyat yang dipimpin, adil Ayomi semua jangan dibeda bedakan, karena pemimpin adalah pamonging jagat," ungkapnya lagi.
Kedua, pemimpin harus bisa merantasi,
"kalau ada yang nyerang dari negara lain tampil didepan mengahadapi, kalau ada krisis ekonomi, bencana alam, harus bisa jalankan tugas negara ini seperti Arjuno lelannanging jagad," jelasnya.
Seorang pemimpin kata SBY juga harus seperti Krisna, sebagai syarat ketiga,
"Punya strategi, bisa memberi nasehat, menunjukkan ke masyarakat , Indonesia mau dibawa ke mana. Itulah yg disebut Pepadangeng jagat ," kata SBY menjelaskan 3 syarat seorang pemimpin.
"Semoga apa yang saya disampaikan, kelak dimiliki oleh pemimpin Indonesia mendatang agar kita tentram tenang, punya harapan yang baik. Indonesia makin adil damai , makin sejahtera," pungkasnya.
Wayang kulit ini menampilkam Ki Rudi Gareng dengan mengambil judul cerita "Tumurune Wahyu godho Wesi inten".
Sebelumnya, SBY pagi hari menikmati sajian makanan masa kecil yaitu mampir ke warung rujak cingur Mbok Bo di Kediri, Sabtu (2/12/2023).
Editor : M Fakhrurrozi