BOJONEGORO - Debat publik perdana Pilkada Bojonegoro yang diadakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Sabtu malam (19/10/2024) berubah menjadi ajang kericuhan.
Pasangan calon nomor urut 1, Teguh Haryono dan Farida Hidayati, menolak format debat yang hanya mengizinkan calon wakil bupati tampil, padahal menurut mereka, aturan yang ada seharusnya memperbolehkan kedua pasangan calon untuk hadir bersama.
Kericuhan bermula saat Farida Hidayati, calon wakil bupati nomor urut 1, memanggil calon bupati pasangannya, Teguh Haryono, untuk naik ke panggung.
Farida menyatakan bahwa sesuai dengan Keputusan KPU Nomor 1363 dan SK KPU Bojonegoro Nomor 1529, debat harus dilakukan oleh kedua pasangan calon, bukan hanya wakil bupati.
Baca Juga : Rektor UMM: Kepala Daerah Ingin Berhasil, Prioritaskan Empat Aspek Ini
Namun, pasangan calon nomor urut 2, Setyo Wahono dan Nurul Azizah, memegang teguh kesepakatan awal yang menyatakan bahwa debat kali ini hanya untuk calon wakil bupati.
Pendukung pasangan calon nomor urut 2 merasa keberatan dan menganggap tindakan dari pasangan nomor 1 tidak adil karena format debat sudah ditentukan.
Ketua KPU Kabupaten Bojonegoro, Robby Adi Perwira, berusaha menengahi kericuhan tersebut. "Kami meminta pasangan calon untuk mematuhi peraturan debat kali ini yang sudah ditetapkan hanya untuk calon wakil bupati" ujarnya.
Baca Juga : Politik di Era AI: Apakah Demokrasi Terancam?
Untuk meredakan ketegangan, Robby memutuskan untuk melakukan skorsing selama 10 menit, berharap kedua kubu bisa melakukan mediasi.
Namun, setelah waktu skorsing habis, pasangan calon nomor urut 1 tetap bersikeras, sehingga acara debat tidak dapat dilanjutkan.
"Kami KPU Bojonegoro melaksanakan acara ini untuk memfasilitasi kedua calon dalam menyampaikan visi dan misinya. Saya meminta maaf apabila acara tidak berjalan dengan lancar. Acara malam ini akan dihentikan," ujar Robby sebelum secara resmi membubarkan acara.
Baca Juga : Gus fawait sungkem orang tua dan mertua sebelum mencoblos.
Ricuhnya debat perdana ini menimbulkan ketidakpuasan di antara penonton dan pendukung yang berharap bisa mendengarkan visi dan misi dari calon-calon wakil bupati. Ketegangan politik di Bojonegoro ini mencerminkan dinamika sengit dalam Pilkada kali ini. (Samsul Alim/Dhelfia Ayu)
Editor : Iwan Iwe