SURABAYA - Pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyangkal terjadinya tragedi perkosaan massal pada kerusuhan Mei 1998 menuai kecaman. Pada Selasa, 17 Juni 2025, beberapa akun Instagram mengunggah petisi “Tolak Penulisan Ulang Sejarah oleh Penguasa” di fitur story.
Petisi ini diunggah ulang oleh lebih dari 63 ribu akun Instagram. Petisi ini berisi tentang bukti-bukti adanya peristiwa memilukan yang terjadi saat tahun 1998 lalu. Dipaparkan dalam bentuk infografis, tabel berisi jumlah korban perkosaan dan pelecehan seksual pun masuk di dalamnya.
Gerakan online ini muncul sebagai bentuk protes terhadap pernyataan yang dilontarkan Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon. Komnas Perempuan juga bersuara. Komisioner Komnas Perempuan Yuni Asriyanti menyampaikan keprihatinan mendalam atas sikap tersebut dan menegaskan kembali kebenaran temuan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) terkait kekerasan seksual yang terjadi dalam peristiwa kelam itu.
“Komnas Perempuan sangat menyayangkan dan prihatin atas statement yang disampaikan oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia (Fadli Zon) yang menyangkal tragedi perkosaan Mei 1998. Laporan dari Tim Gabungan Pencari Fakta sudah sangat clear bahwa perkosaan massal dan kekerasan seksual itu memang ada,” ujar Yuni (16/6).
Baca Juga : Menbud Fadli Zon Sebut Keberagamaan Budaya Indonesia Bisa Jadi Identitas Nasional
Hingga kini, Fadli Zon menolak untuk menyampaikan permintaan maaf atas pernyataannya. Ia beralasan bahwa perbedaan pendapat bukanlah masalah yang besar. (*)
Editor : M Fakhrurrozi