Ibadah Haji kerap menghadirkan beragam kisah yang mengagumkan. Kisah-kisah itu lahir dari mereka yang melangkah dengan cinta besar kepada Allah, meski dibalut usia senja, keterbatasan fisik, dan pengorbanan panjang.
Di tengah rombongan jemaah haji yang baru mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah, Rabu (7/5), satu sosok lansia mencuri perhatian. Tubuhnya membungkuk, langkahnya kecil-kecil, tapi aura keteguhan terpancar jelas dari wajahnya yang keriput namun bersinar. Semangat dan ceria.
Dialah Pungut Patin Inang, jemaah asal Palembang yang kini berusia 80 tahun. Tanpa tongkat, tanpa pendamping, nenek delapan cucu itu berjalan sendiri dari pesawat Saudi Airlines SV-5409 milik Kloter PLM-10 menuju paviliun kedatangan jemaah, bangunan beratap kerucut yang dijuluki “keong”.
Petugas sempat menawarkan bantuan kursi roda atau mobil golf. Tapi dengan senyum, Pungut menolak.
Baca Juga : Menabung Puluhan Tahun, Pasutri Jualan Pentol Asal Trenggalek Akhirnya Naik Haji
“Saya masih kuat jalan,” ucapnya mantap, membuat petugas dan jemaah di sekitarnya tertawa kagum.
Perjalanan Pungut menuju Tanah Suci bukan sekadar soal penerbangan lintas benua. Ia telah menempuh lintasan panjang selama 13 tahun. Sejak 2012, ia mendaftar haji seorang diri setelah sang suami wafat. Dengan sabar, ia menabung dari pekerjaan sebagai pengasuh anak.
“Saya momong anak dari kecil. Sekarang anak itu sudah jadi dokter,” kisahnya dengan bangga.
Baca Juga : Mudahkan Lansia Beraktivitas di Asrama, AHES Sediakan 4 Mobil Golf
Tabungannya ia kumpulkan bertahap. Rp25 juta di awal, lalu tiga kali cicilan masing-masing Rp10 juta. Semua ia lakukan perlahan, tanpa mengeluh, demi satu tujuan: bisa bersimpuh di hadapan Ka’bah dan memanjatkan doa.
Di Tanah Suci, Pungut berniat mendoakan semua orang yang ia cintai.
“Doain anak, cucu, mantu, keponakan, dan semoga Allah ampuni dosa-dosa saya,” ujarnya.
Baca Juga : Pelajar 18 Tahun Asal Bojonegoro Jadi Jamaah Termuda di Embarkasi Surabaya
Kedatangan Pungut menambah daftar panjang jemaah haji Indonesia tahun ini yang didominasi lansia. Dari 45 ribu lebih jemaah Haji yang telat mendarat di Madinah, lebih dari 21 persennya merupakan lansia.
Namun di antara ribuan lansia itu, semangat Nenek Pungut menjadi simbol kekuatan iman yang menembus keterbatasan fisik. Ia membuktikan, bahwa haji bukan semata soal fisik yang kuat. Tapi lebih dari itu, tekad, kesabaran, dan cinta, kepada Allah SWT.(Dhimas Ginanjar)
Editor : A. Ramadhan