SUMENEP - Musim kemarau tahun ini di Kabupaten Sumenep masih tergolong normal. Meski awal kemarau sempat diwarnai hujan atau kemarau basah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat memastikan telah bersiaga untuk menyalurkan suplai air ke desa-desa yang berpotensi mengalami kekeringan.
Kepala Pelaksana BPBD Sumenep, Ach Laili Maulidy mengatakan puncak musim kemarau biasanya terjadi pada Juli hingga Agustus. Berdasarkan data BMKG, kondisi tahun ini masih mengikuti pola tahunan. Jika Agustus benar-benar tanpa hujan, itu menjadi tanda kemarau kering sempurna, seperti yang kerap terjadi sebelumnya.
“Memang pada dasarnya untuk kawasan Sumenep dan Jawa Timur secara umum pada saat ini sudah masuk di fase musim kemarau tetapi sampai hari ini dari tujuh desa yang masuk kekeringan masih belum mengajukan,” kata Ach Laili Maulidy, Jumat (15/8/2025)
BMKG mencatat, tahun 2022 tergolong kemarau basah, sedangkan pada 2021 Kabupaten Sumenep pernah mengalami Agustus tanpa hujan. Tahun ini, September diperkirakan mengikuti tren kemarau normal tiga tahun terakhir.
Ach Laili Maulidy, menyebut hingga kini belum ada laporan atau permintaan suplai air bersih dari masyarakat. Namun, pihaknya telah melakukan pemetaan wilayah rawan kekeringan sejak Maret lalu.
“Sampai saat ini masih belum ada permintaan dari kepala desa terhadap permintaan suplai air kepada ke desa-desa,” ucaonya
Meski kemarau tahun ini normal, pihaknya mengimbau warga di wilayah rawan kekeringan tetap waspada demi menjaga ketersediaan air dan kebutuhan pertanian. (Fawas Irfani)
Editor : JTV Madura