SUMENEP - Upaya PT. Bandar Laut Dunia (Balad) Grup menjadikan Indonesia kiblat baru dunia dalam usaha perikanan budidaya akan terealisasi. Ini setelah Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyetujui 14 proposal yang diajukan Balad Grup untuk melakukan budidaya lobster di Gugusan Teluk Kangean, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Owner BALAD Grup, HRM. Khalilur R. Abdullah Sahlawiy, mengatakan bahwa dari total 16 proposal pengajuan budidaya lobster yang diajukan ke Direktorat Jenderal Pemanfaatan Ruang Laut (PRL) dan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (PB) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI), seluruhnya telah mendapat respon positif.
“Sebanyak 14 teluk sudah masuk proses perizinan budidaya. Sebagian besar di antaranya bahkan telah mengantongi Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL),” ungkap pria yang akrab disapa Gus Lilur itu, Selasa (10/6/2025).
Ia menambahkan, hanya tersisa dua proposal yang masih menunggu jadwal presentasi. “Kabarnya, pekan depan semua proses perizinan untuk 16 teluk tersebut akan tuntas sepenuhnya,” imbuhnya.
Total area budidaya lobster yang diajukan mencakup luas 8.800 hektar, menjadikan proyek ini salah satu pengembangan akuakultur terbesar di Indonesia saat ini.
Sebagai Ketua Umum Netra Bakti Indonesia (NBI), Gus Lilur menegaskan bahwa langkah strategis ini diambil untuk menjadikan BALAD Grup sebagai pemain global dalam industri akuakultur. “Kami ingin mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui jalur perdagangan internasional,” tegasnya.
Proyek budidaya akan dilaksanakan secara bertahap selama lima tahun ke depan hingga seluruh kawasan seluas 8.800 hektar itu terkelola optimal. (*)
Editor : M Fakhrurrozi