KEDIRI - Sebuah usaha kerajinan tangan pecut (cambuk) di Kota Kediri membuktikan bahwa produk tradisional bisa go internasional. Usaha yang dirintis Muhammad Hanif (58) sejak 1998 ini berhasil mengekspor karyanya hingga ke Amerika Serikat, Belgia, dan Swedia.
Awalnya, Hanif yang sejak kecil memiliki hobi menari kuda lumping, hanya membuat pecut untuk keperluan pribadi dan seni pertunjukan lokal. Dengan peralatan sederhana di rumahnya di Kelurahan Kemasan, Kota Kediri, ia dibantu keluarga merajut pecut agar kuat dan memiliki nilai estetika.
“Ide awalnya coba buat pecut yang bisa dipakai untuk menari. Ternyata, justru banyak yang suka karena suaranya yang keras dan khas,” kisah Hanif.
Baca Juga : Pengrajin Sandal dan Sepatu Kulit Desa Candirejo Magetan Andalkan Samak Nabati
Karya tersebut ternyata diminati tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga menarik perhatian pasar internasional. Dalam sebulan, usaha ini mampu menjual rata-rata 60 pecut. Pelanggan domestik banyak berasal dari Sumatera dan Kalimantan, sementara pasar luar negeri mencakup kolektor dan pelaku seni pertunjukan.
“Mereka biasanya membeli untuk pertunjukan atraksi, dan sebagian lagi untuk dikoleksi sebagai benda seni,” jelasnya.
Hanif memproduksi tiga jenis pecut, yaitu Pecut Gombyok, Pecut Cemol, dan Pecut Candi. Harga yang ditawarkan bervariasi, mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 3 juta per buah, tergantung bahan, kerumitan, dan motif yang diinginkan pelanggan. (Beny Kurniawan)
Editor : JTV Kediri




















