MAGETAN - Di tengah gempuran kuliner modern, cita rasa tradisional tetap punya tempat istimewa di hati penikmatnya. Salah satunya jenang sumsum racikan Mbah Mini, penjual legendaris di Panekan, Kabupaten Magetan, yang setia berjualan sejak 1970.
Meski usianya sudah sepuh, semangat Mbah Mini tak pernah luntur. Setiap pagi pukul 08.00 hingga 11.00, ia membuka lapak sederhana di sebuah pos, hanya bermodalkan meja dan kursi kayu. Menu yang ia tawarkan tidak banyak, tapi harganya ramah di kantong. Cukup membayar Rp1.000 hingga Rp3.000 per porsi, pembeli bisa menikmati di tempat atau dibungkus untuk dibawa pulang.
“Dulu jualannya bervariasi ada jenang sumsum, jenang grendul, mutiara. Tapi sekarang udah tua jadi sekuatnya saja,” ujar Mbah Mini sambil tersenyum.
Kebaikan hati Mbah Mini juga menjadi magnet tersendiri. Ia kerap memberikan potongan harga atau bonus porsi kecil kepada pelanggan. Tak heran, lapaknya selalu ramai, bukan hanya oleh warga sekitar, tetapi juga pembeli dari luar daerah yang datang untuk bernostalgia dengan rasa jenang sumsum ala Mbah Mini.
Baca Juga : Serabi Legendaris Khas Solo yang Berdiri Sejak Tahun 1923, Cabang Kota Kediri
Bagi Mbah Mini, jenang sumsum bukan sekadar dagangan. “Ini warisan rasa yang saya jaga sampai sekarang,” ucapnya.(Ramdhan Rio/Nevenia)
Editor : M Fakhrurrozi