SURABAYA - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) resmi melepas keberangkatan Tim Ekspedisi Patriot 2025 di Plaza dr Angka ITS, Jumat (22/8/2025).
Pelepasan ini menandai langkah awal kontribusi ITS bersama Kementerian Transmigrasi (Kementrans) RI dalam pembangunan desa yang lebih inklusif dan berkelanjutan di kawasan transmigrasi.
Ketua Pelaksana Ekspedisi Patriot ITS Prof Dr Ir Aulia Siti Aisjah MT melaporkan bahwa ITS menjadi salah satu dari 17 Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) yang diberi amanah menjalankan program ini. Pada tahun pertama ini, ITS memberangkatkan sebanyak 228 mahasiswa yang terbagi dalam 57 tim ekspedisi.
“Tim ini akan disebar dari Aceh hingga Papua sebagai wujud nyata kontribusi ITS dalam pembangunan bangsa,” jelasnya.
Program Ekspedisi Patriot sendiri merupakan bentuk pengabdian multidisiplin yang memadukan riset, teknologi, dan pemberdayaan masyarakat. Nantinya, peserta akan fokus pada penguatan kapabilitas desa, peningkatan literasi masyarakat, penerapan teknologi tepat guna, serta pengembangan potensi lokal.
"Dengan pendekatan tersebut, diharapkan masyarakat dapat lebih mandiri sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tambahnya.
Program yang melibatkan mahasiswa, alumni, maupun dosen ITS untuk turut serta dalam misi pengabdian ini akan diberangkatkan ke masing-masing daerah yang dituju, mulai Sabtu (23/8) pagi.
Selama mengikuti program, para peserta mahasiswa juga akan memperoleh manfaat berupa uang saku, tempat tinggal, konsumsi penuh tiga kali sehari, hingga konversi setara tiga sampai empat mata kuliah. Dengan demikian, partisipasi mahasiswa tidak hanya memberi dampak ke masyarakat, tetapi juga memberi nilai tambah dalam perjalanan akademiknya.
Meresmikan pelepasan ini, Wakil Rektor III Bidang Sumber Daya Manusia, Organisasi, dan Teknologi Sistem Informasi ITS Imam Baihaqi ST MSc PhD menegaskan bahwa keterlibatan ITS dalam Program Ekspedisi Patriot sangat sesuai dengan semangat Sepuluh Nopember yang patriotik.
Menurutnya, keterlibatan mahasiswa dalam program ini bukan sekadar aktivitas sosial, melainkan implementasi langsung dari ilmu yang dipelajari di kampus.
Lebih lanjut, Imam menilai bentuk nasionalisme tidak cukup hanya dengan kata-kata, tetapi harus diwujudkan dalam aksi nyata berupa inovasi dan solusi. Persoalan di wilayah transmigrasi Indonesia menjadi tantangan yang harus dijawab dengan kontribusi nyata.
“Semoga mahasiswa selalu diberi kesehatan agar dapat mengembangkan sumber daya dan menyelesaikan ketimpangan pembangunan di wilayah Indonesia,” ujar dosen Departemen Manajemen Bisnis ITS tersebut.
Tim Ekspedisi Patriot ITS ini akan diterjunkan di 33 kawasan transmigrasi yang tersebar di 17 Provinsi Indonesia dengan misi untuk mendampingi masyarakat dalam bidang teknologi, pendidikan, hingga pengembangan ekonomi lokal.
Diharapkan, kombinasi antara ilmu, inovasi, dan semangat pengabdian dapat menjadi solusi nyata di wilayah transmigrasi.
Melalui keikutsertaan program ini, ITS memperkuat perannya dalam pembangunan berkelanjutan sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ke-11 tentang Kota dan Permukiman Berkelanjutan serta poin ke-17 mengenai Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
“Harapannya, kontribusi mahasiswa, alumni, maupun dosen ITS dalam Ekspedisi Patriot ini dapat menjadi inspirasi sekaligus mempertegas posisi ITS sebagai kampus yang berdampak bagi negeri,” tandas Imam optimistis. (*)
Editor : M Fakhrurrozi