LUMAJANG - Limbah eceng gondok yang sering kali dianggap mengganggu di rawa-rawa berhasil diubah menjadi sumber penghasilan oleh Nur Hasan, seorang pengrajin asal Lumajang.
Bermodalkan tekad dan kreativitas, pria berusia 40 tahun ini kini memiliki usaha kerajinan yang terus berkembang pesat.
Bersama 11 karyawannya, ia memproduksi berbagai macam kerajinan seperti sarang burung hias, tas, topi, hingga tempat lampu yang laris di pasar lokal dan internasional.
"Banjir pesanan kerajinan dari eceng gondok dikarenakan saya sudah paham prosesnya. Saya juga mulai mengolah limbah lain seperti batok kelapa, gedebok pisang, dan sepet kelapa menjadi kerajinan," ujar Nur Hasan.
Baca Juga : Gunung Semeru Erupsi 15 Kali dalam 24 Jam, BPBD Lumajang Waspadai Banjir Lahar
Produk yang dijual dengan harga mulai dari Rp100 ribu hingga Rp500 ribu ini memberikan omzet hingga puluhan juta rupiah per bulan.
Pemesanan terbesar datang dari Turki dan Prancis, meskipun pasar lokal seperti Bali juga memberikan kontribusi yang signifikan.
"Untuk pemasaran sekarang bisa ke Turki, Prancis, dan juga Bali. Pemesanan di Bali sekitar 1.000 pcs, sedangkan pengiriman ke luar negeri biasanya dilakukan satu bulan atau dua minggu sekali," tambahnya.
Baca Juga : Kecelakaan Beruntun di Jatiroto: Sopir Truk Tewas, Beberapa Penumpang Terluka
Kesuksesan Nur Hasan mendapatkan perhatian dari pemerintah Lumajang. Indah Wahyuni, Penjabat (PJ) Bupati Lumajang, menyatakan komitmen pemerintah untuk mendukung usaha kecil dan menengah (UMKM), khususnya dalam hal pengemasan dan pemasaran.
"Kita harus memberikan dukungan pada UMKM karena kelemahan mereka ada di pengemasan dan pemasaran. Untuk itu, saya ingin berkomunikasi dengan jajaran BUMN untuk bisa menjadi bapak asuh bagi UMKM yang sudah siap dalam hal packaging, pemasaran, dan permodalan," ujar Indah.
Selain memproduksi kerajinan dari eceng gondok, Nur Hasan juga mengembangkan produk berbahan baku lain seperti bambu dan batok kelapa, yang semakin menambah variasi dan daya tarik usaha kerajinannya.
Baca Juga : Nekat Seberangi Aliran Lahar Semeru, Warga Desa Jugosari Terpaksa Bertaruh Nyawa
Kesuksesan ini membuktikan bahwa limbah yang dikelola dengan kreatif dapat menjadi sumber penghasilan yang menguntungkan, sekaligus memberikan dampak positif pada lingkungan.
Nur Hasan kini menjadi inspirasi bagi masyarakat Lumajang untuk berani mencoba dan memanfaatkan peluang yang ada. (Yongki Nugroho/Dhelfia Ayu)
Editor : Iwan Iwe