Diabetes Mellitus (DM) masih menjadi 10 besar penyakit penyebab kematian terbesar saat ini. Bersama penyakit Stroke, Penyakit Jantung Iskemik, DM menempati peringkat tiga penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi pada berbagai usia. Selama 10 tahun dari 2009 – 2019 kenaikannya mencapai 49,9 % berdasarkan hasil the Global Burden of Disease Study 2019 pada 369 jenis penyakit dan luka di 204 negara dan kawasan. International Diabetes Foundation (IDF) menyebutkan jumlah penderita Diabetes di dunia pada tahun 2021 mencapai 537 juta. Angka ini diprediksi terus meningkat mencapai 647 juta pada tahun 2023 dan 783 juta pada tahun 2045.
Secara sosial ekonomi, tiga dari 4 pasien DM tinggal di negara dengan pendapatan rendah sampai menengah. Masih menurut IDF, Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah diabetes terbanyak dengan 19,5 juta penderita di tahun 2021 dan diprediksi menjadi 28,6 juta pada tahun 2045. Dengan kata lain, 1 dari 10 orang Indonesia menderita DM, yang mana 1 dari 4 pasien mengalami DM lebih dini dan komplikasi lebih tinggi. DM dijuluki mother of all diseases. Jika tidak dikontrol dengan baik, dapat “melahirkan” penyakit jantung, stroke, ginjal yang akan lebih berat masalahnya, perawatan, dan pembiayaannya.
Kenali Diabetes Mellitus
Apakah Penyakit Diabetes Melitus itu ?
Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi karena gangguan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Diabetes merupakan penyakit metabolisme kronis yang seiring berjalannya waktu dapat menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan syaraf.
Jenis Diabetes Mellitus
Jenis diabetes yang paling sering ditemui adalah DM Tipe 2 yang terjadi pada orang dewasa akibat tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau tidak dapat menghasilkan cukup insulin. DM tipe 2 adalah tipe yang tidak tergantung insulin, bisa terjadi karena obesitas atapun gaya hidup tidak sehat.
Berbeda dengan DM Tipe 2, DM Tipe 1 lebih jarang terjadi, merupakan penyakit autoimun, terjadi akibat kerusakan pada sistem kekebalan tubuh sehingga menyebabkan pankreas tidak dapat memproduksi insulin. Penderita DM tipe 1 membutuhkan pengobatan insulin sepanjang hidup mereka untuk mengatur kadar glukosa darah dan mencegah komplikasi serius.
Tipe DM lainnya adalah DM pada kehamilan (gestational), DM Tipe 5, dan DM tipe lain yang muncul akibat penyakit lain, konsumsi obat, dan lain-lain.
Gejala Diabetes Mellitus
Untuk memahami Diabetes Mellitus perlu mengetahui gejala-gejalanya.
1. Gejala utama DM
a. Sering kencing (poliuri)
b. Cepat lapar (Polifagi)
c. Sering haus (Polidipsi)
d. Berat badan menurun secara drastis tanpa penyebab jelas.
2. Gejala tambahan
a. Kesemutan
b. Gatal di daerah kemaluan Wanita
c. Keputihan pada Wanita
d. Luka sulit sembuh
e. Bisul hilang timbul
f. Penglihatan kabur
g. Cepat lelah
h. Mudah mengantuk
i. Impotensi pada pria.
Faktor Risiko Diabetes Mellitus
Mengetahui faktor risiko DM menjadi pintu masuk peningkatan kesadaran akan potensi penyakit yang dimiliki sehingga mendasari perilaku pencegahan, melakukan hiduo sehat, dan perilaku pencarian pengobatan secara lebih dini sehingga dapat mencegah komplikasi lebih lanjut. Faktor risiko DM ini dibagi menjadi faktor risiko yang dapat tidak dapat diubah dan yang dapat diubah mengelalui pola hidup sehat.
1. Faktor risiko yang tidak dapat diubah
a. Usia > 40 tahun
b. Riwayat keluarga dengan DM
c. Riwayat kehamilan dengan DM
d. Riwayat melahirkan anak dengan berat badan >4 kg
e. Riwayat lahir dengan berat badan <2,5 kg
2. Faktor risiko yang bisa diubah
a. Berat badan >120 % BB ideal
b. Indeks Massa Tubuh >25 kg
Indeks Masa Tubuh (IMT) adalah indeks sederhana dari berat badan yang digunakan untuk mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas pada orang dewasa. IMT dihitung dengan membagi berat badan dalam kg dengan tinggi badan kuadrat dalam meter.
Rumus perhitungan IMT: :
IMT = Berat Badan (kg)
-------------------------------------------------------
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)
Kategori indeks masa tubuh
Normal: 18,5 – 25,0
Gemuk (overweight) : >25,0 – 27,0
Obesitas: >27.0
c.Kurang aktifitas fisik
d. Dislipidemia, suatu kondisi yang ditandai dengan kadar kolesterol, LDL, HDL, dan trigliserida yang tidak normal.
e. Riwayat penyakit jantung
f. Tekanan darah tinggi (Hipertensi) >140/90 mmHg
g. Diet tidak seimbang (tinggi gula, garam, lemak, dan rendah serat)
Deteksi Dini Diabetes Mellitus
Deteksi dini DM dilakukan dengan assesment dan pemeriksaan pada poin berikut
1. Mempunyai gejala utama dan/atau beberapa gejala tambahan
2. Mempunyai faktor risiko DM
3. Pemeriksaan gula darah plasma menunjukkan hasil
a. Gula darah sewaktu
- DM >200 mg/dl
- Pre-DM 140 – 199 mg/dl
b. Kadar gula darah puasa
- DM >126 mg/dl
- Pre-DM 100 – 125 mg/dl
c.HbA1c
- DM ≥6.5 %
- Pre-DM 5.7 – 6.4 %
Dampak Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus disebut sebagai Mother of Illness, sebab jika tidak dikelola dengan baik dapat terjadi komplikasi dan menyebabkan penyakit kronis lainnya. Dampak DM terdiri dari dampak akut dan kronis.
1. Dampak akut
a. Hipoglikemia
b. Hiperglikemia
2. Kronik
a.Mikrovaskular
b.Makrovaskular
Komplikasi jangka Panjang pada DM mempengaruhi hampir semua organ tubuh
1. Otak : stroke dan penyakit serebrovaskular
2. Jantung : penyakit kardiovaskular
3. Ginjal : Diabetic nephropathy
4. Syaraf : Diabetic neuropathy
5. Mata : Diabetic retinopathy, Katarak, Glaucoma
6. Gigi dan mulut : Periodontal disease
7. Pembuluh darah : Peripheral vascular disease
8. Kaki : kerusakan pada kaki Cegah Diabetes Mellitus
Skrining Komplikasi
Penyandang diabetes Mellitus perlu melakukan skrining komplikasi secara berkala. Skrining komplikasi dilakukan pada cerebro-vaskular, pembuluh darah dan syaraf kaki, ginjal, dan mata.
1. Cerebro- Kardiovaskular :
Skrining dengan pemeriksaan tekanan darah, kolesterol, dan Elektro Kardiografi. Skrining dilakukan setiap tahun dan bisa lebih sering apabila hasil pemeriksaan tidak normal.
2. Pembuluh Darah dan Saraf Kaki
Pemeriksaan kaki komprehensif, pemeriksaan pembuluh darah kaki (pulsasi – ABI/Ankle Brachial Index), dan pemeriksaan neuropati, dilakukan setiap tahun atau lebih sering bila ada gejala.
3. Ginjal
Pemeriksaan urine dan pemeriksaan fungsi ginjal, dilakukan setiap tahun atau lebih sering bila hasil pemeriksaan tidak normal.
4. Mata
Pemeriksaan funduskopi, dilakukan 1-2 tahun atau lebih sering bila ada gejala. Kendalikan Diabetes Mellitus
Tata Laksana Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus memerlukan penatalaksanaan yang komprehensif, berupa pengaturan berat badan ideal melalui aktivitas fisik, perubahan gaya hidup, terapi nutrisi medis, pemberian obat hipoglikemik, pemantauan gula darah dan identifikasi dan kontrol penyakit komorbid lainnya seperti tekanan darah dan profil lipid.
Pola Makan untuk Pasien Diabetes Mellitus
Pola makan menjadi penting dalam mengontrol kadar gula darah pada pasien DM. Pengaturan pola makan sesuaia dengan aturan 3J (Jumlah, Jenis, dan Jadwal makan).
1. Jumlah
Jumlah makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan berat badan memadai yaitu berat badan yang dirasa nyaman untuk seorang diabetesi. Jumlah makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan hasil konseling gizi.
2. Jenis
Jenis makanan yang utama dikonsumsi dapat disesuaikna dengan konsep makan model T
3. Jadwal
Jadwal makan terdiri dari 3 x makan utama, 2 – 3 kali makanan selingan mengikuti prosi kecil. (*)
*) dr. Arif Luqman Hakim, Sp.PD
RS Kemenkes Surabaya
Referensi:
- American Diabetes Association: www.diabetes.org
- https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/blog/20240110/5344736/saatnya-mengatur-si-manis/
- James SL, Abate D, Abate KH. Global, regional, and national incidence, prevalence, and years lived with disability for 354 diseases and injuries for 195 countries and territories, 1990–2017: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2017. Lancet. 2018;392:1789–1858. - PMC – PubMed
- Kyu HH, Abate D, Abate KH. Global, regional, and national disability-adjusted life-years (DALYs) for 359 diseases and injuries and healthy life expectancy (HALE) for 195 countries and territories, 1990–2017: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2017. Lancet. 2018;392:1859–1922. - PMC - PubMed
- National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases: www.niddk.nih.gov
- PERKENI. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. 2021.
- Roth GA, Abate D, Abate KH. Global, regional, and national age-sex-specific mortality for 282 causes of death in 195 countries and territories, 1980–2017: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2017. Lancet. 2018;392:1736–1788. - PMC – PubMed
- Vos, Theo et.all. Global burden of 369 diseases and injuries in 204 countries and territories, 1990–2019: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2019. The Lancet, Volume 396, Issue 10258, 1204 – 1222. doi: 10.1016/S0140-6736(20)30925-9.
- WHO Third United Nations high-level meeting on NCDs. 2018. http://www.who.int/ncds/governance/third-un-meeting/en
- WHO, WHO Regional Office for Europe; Copenhagen: 2016. Action plan for the prevention and control of noncommunicable diseases in the WHO European Region. World Health Organization: www.who.int/diabetes